"Boleh siapapun, agama apapun, datang," kata Ganjar kepada wartawan, saat ditemui di kantornya, Semarang, Selasa (14/9/2021).
"Yang di-Pertuan Agong, Raja Malaysia, yang negaranya begitu (Muslim) aja datang kok," tegasnya.
Baca Juga:
Sambut Waisak 2024, 40 Bhikku Thudong dari TMII Menuju Borobudur
Wakil Gubernur Jateng, Taj Yasin Maimoen atau Gus Yasin, juga menegaskan, berwisata di Candi Borobudur tidak masalah.
Menurut putra ulama karismatik, almarhum Maimoen Zubair, itu saat berwisata di Candi Borobudur bisa diniatkan tadabur dengan apa yang diciptakan Tuhan sehingga bisa mendapatkan pahala.
"Saya jelaskan bahwa di sini untuk berwisata sendiri di dalam mazhab agama saya itu dibolehkan. Tetapi memang ada mazhab yang tidak membolehkan, seperti itupun masih ada catatan kalau itu mengandung atau unsur kemusyrikan dari agama kami. Tetapi kalau kita berwisata, tadabur melihat keindahan alam itu, malah dianjurkan karena mengingat kepada Tuhan," kata Gus Yasin di Candi Borobudur, Magelang, Jateng, Jumat (17/9/2021).
Baca Juga:
Anggota Komisi VI DPR RI: Tol Yogyakarta-Bawen Solusi Kemacetan Saat Liburan
Hal senada juga disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji, yang menyebut hukum berkunjung ke Candi Borobudur tergantung niatnya.
Jika niatnya untuk ibadah, maka haram bagi Muslim, tapi ketika datang untuk belajar sejarah dan mengagumi rahmat Allah berupa ilmu, maka hal itu sah-sah saja.
"Kita ke Borobudur mau wisata apa mau ibadah? Kan dilihat niatnya," kata Darodji, saat dihubungi wartawan, Selasa (14/9/2021).