Di sektor ekonomi dan investasi, dalam salah satu butir deklarasi, para pemimpin menyatakan:
"Kami menegaskan dukungan kami untuk melestarikan dan memperkuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan yang terbuka, bebas, inklusif, non-diskriminatif, transparan dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai intinya, dan lapangan permainan yang lebih setara dalam perdagangan dan investasi global, termasuk mempromosikan investasi bernilai tambah. Kami mendorong pertukaran tentang masalah persaingan antara ASEAN dan UE, termasuk melalui Kelompok Pakar ASEAN tentang Persaingan, dengan maksud untuk mempromosikan lapangan permainan yang setara untuk semua."
Baca Juga:
Terminal Kalideres Cek Kelayakan Bus AKAP Menjelang Nataru
Presiden RI Jokowi sebelumnya dalam pidatonya menekankan bahwa kemitraan ASEAN dan Uni Eropa tidak semuanya baik-baik saja. Jokowi kemudian mendesak agar kemitraan harus didasarkan pada kesetaraan, bahwa tidak boleh ada pihak yang mendikte pihak lain, dan agar mengakhiri pola pikir "bahwa standar saya lebih baik dari standar Anda."
"Yang Mulia Para Pemimpin Uni Eropa dan ASEAN,
Tahun ini kita memperingati 45 tahun kemitraan ASEAN dan Uni Eropa. Banyak tantangan yang sudah kita lalui bersama. Kemitraan ini juga telah membuahkan hasil yang baik.
Baca Juga:
Ketum TP PKK Pusat Survei Persiapan Operasi Katarak di RSUD Kalideres
Namun demikian, saya harus mengatakan bahwa kemitraan kita tidak semuanya baik-baik saja. Banyak perbedaan yang harus kita selesaikan. Oleh sebab itu, jika ingin kita membangun sebuah kemitraan yang lebih baik, maka kemitraan harus didasarkan pada kesetaraan, tidak boleh ada pemaksaan. Tidak boleh lagi ada pihak yang selalu mendikte dan beranggapan bahwa my standard is better than yours.
Para pemimpin yang saya hormati,
Selama beberapa dekade, Asia Tenggara telah menjadi economic powerhouse. Semua proyeksi mengatakan bahwa Asia Tenggara akan tetap menjadi pusat pertumbuhan. Dengan demikian, kemitraan dengan ASEAN dipastikan akan menguntungkan.