Fisuelri.id | Tekanan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dalam memperjuangkan ASEAN kembali membuahkan hasil spektakuler dalam KTT Uni Eropa - ASEAN pada 14 Desember 2022.
Intisari pidato pedas Presiden Jokowi saat pembukaan melenggang masuk ke dalam deklarasi akhir para pemimpin negara yang hadir di KTT tersebut.
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Terutama dalam prinsip kesetaraan antara ASEAN dan Uni Eropa (EU) dalam menjalankan kemitraan, kesetaraan dalam perdagangan dan investasi global, termasuk dalam memajukan investasi yang bernilai tambah.
Para pemimpin Uni Eropa dan ASEAN menyepakati pernyataan bersama. ASEAN dan Uni Eropa berkomitmen untuk mengembangkan Kemitraan Strategis Uni Eropa - ASEAN yang didasarkan pada hukum internasional, kepentingan bersama, dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam isu-isu yang menjadi perhatian bersama dan prinsip kesetaraan.
"Dengan ini kami menyatakan bahwa:
Baca Juga:
PLN Icon Plus Hadirkan ICONNEXT, Pameran Futuristik Terbesar di Indonesia
Bertepatan dengan peringatan 45 tahun berdirinya Hubungan Dialog UE-ASEAN, kami berkomitmen untuk mengembangkan Kemitraan Strategis Uni Eropa-ASEAN yang didasarkan pada hukum internasional, kepentingan bersama, dan kerja sama yang saling menguntungkan dalam isu-isu yang menjadi perhatian bersama dan prinsip kesetaraan.
Kami memiliki pandangan yang sama tentang kawasan Indo-Pasifik sebagai salah satu pertumbuhan dan peluang yang dinamis, tetapi juga sebagai tantangan keamanan. Dalam konteks ini, kami berkomitmen untuk memperkuat kerja sama kami, berdasarkan prinsip dasar bersama yang relevan dari pendekatan Indo-Pasifik kami masing-masing.
Kami akan menjajaki potensi kolaborasi dalam empat bidang prioritas Pandangan ASEAN terhadap Kawasan Indo-Pasifik (AOIP) dan tujuh bidang prioritas Strategi Kerjasama UE di Indo-Pasifik, semuanya sesuai dengan prinsip Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama di Asia Tenggara, Piagam ASEAN , dan AOIP."
Di sektor ekonomi dan investasi, dalam salah satu butir deklarasi, para pemimpin menyatakan:
"Kami menegaskan dukungan kami untuk melestarikan dan memperkuat sistem perdagangan multilateral berbasis aturan yang terbuka, bebas, inklusif, non-diskriminatif, transparan dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai intinya, dan lapangan permainan yang lebih setara dalam perdagangan dan investasi global, termasuk mempromosikan investasi bernilai tambah. Kami mendorong pertukaran tentang masalah persaingan antara ASEAN dan UE, termasuk melalui Kelompok Pakar ASEAN tentang Persaingan, dengan maksud untuk mempromosikan lapangan permainan yang setara untuk semua."
Presiden RI Jokowi sebelumnya dalam pidatonya menekankan bahwa kemitraan ASEAN dan Uni Eropa tidak semuanya baik-baik saja. Jokowi kemudian mendesak agar kemitraan harus didasarkan pada kesetaraan, bahwa tidak boleh ada pihak yang mendikte pihak lain, dan agar mengakhiri pola pikir "bahwa standar saya lebih baik dari standar Anda."
"Yang Mulia Para Pemimpin Uni Eropa dan ASEAN,
Tahun ini kita memperingati 45 tahun kemitraan ASEAN dan Uni Eropa. Banyak tantangan yang sudah kita lalui bersama. Kemitraan ini juga telah membuahkan hasil yang baik.
Namun demikian, saya harus mengatakan bahwa kemitraan kita tidak semuanya baik-baik saja. Banyak perbedaan yang harus kita selesaikan. Oleh sebab itu, jika ingin kita membangun sebuah kemitraan yang lebih baik, maka kemitraan harus didasarkan pada kesetaraan, tidak boleh ada pemaksaan. Tidak boleh lagi ada pihak yang selalu mendikte dan beranggapan bahwa my standard is better than yours.
Para pemimpin yang saya hormati,
Selama beberapa dekade, Asia Tenggara telah menjadi economic powerhouse. Semua proyeksi mengatakan bahwa Asia Tenggara akan tetap menjadi pusat pertumbuhan. Dengan demikian, kemitraan dengan ASEAN dipastikan akan menguntungkan.
September tahun ini, EU-ASEAN Business Council mengeluarkan hasil survei mengenai persepsi bisnis di ASEAN: 63 persen responden melihat ASEAN sebagai kawasan dengan kesempatan ekonomi terbaik, 69 persen responden mengharapkan pasar ASEAN menjadi lebih penting dari aspek pendapatan global dalam dua tahun ke depan, dan 97 persen responden berharap adanya percepatan perundingan FTA ASEAN-EU dan anggotanya.
Mari kita bangun kemitraan yang setara dan saling menguntungkan. Dari pandemi dan krisis multidimensi yang kita hadapi saat ini, kita petik pelajaran penting bahwa to grow and to prosper together is the only option. Kita tidak hanya harus maju bersama, namun juga harus maju setara. Let us shape a better future together."
Presiden Jokowi menegaskan, kemitraan antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara ASEAN dan Uni Eropa harus bisa berkontribusi pada pemulihan ekonomi yang inklusif, salah satunya melalui perdagangan dan investasi yang dipermudah.
Dalam sambutan yang dia sampaikan dalam KTT Peringatan 45 Tahun ASEAN-EU di Brussels, Belgia, pada Rabu (14/12.2022) , Jokowi secara khusus mengkritisi usulan regulasi deforestasi EU karena dinilai menghambat perdagangan.
“Beliau menjelaskan bahwa Indonesia akan terus membangun hilirisasi industri untuk mendorong pembangunan yang lebih inklusif,” tutur Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam pengarahan pers yang disaksikan secara daring melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, dari Jakarta, Kamis, (15/12/2022).
Uni Eropa adalah mitra dagang ketiga terbesar bagi ASEAN setelah China dan Amerika Serikat. Total perdagangan dengan ASEAN tahun lalu mencapai 268,9 miliar dolar AS atau sekitar 4,19 kuadriliun rupiah.
Sementara itu, investasi asing langsung FDI dari EU ke ASEAN mencapai 26 miliar dolar AS atau sekitar 406 triliun rupiah pada tahun 2021. EU adalah sumber FDI terbesar kedua di ASEAN setelah China.
“Oleh karena itu, Presiden Indonesia menyampaikan kemitraan ASEAN-EU sangat penting, tidak hanya untuk kesejahteraan kedua kawasan, tetapi juga untuk menghadapi berbagai tantangan global,” tutur Retno.
Meskipun kemitraan ASEAN-EU disebutnya telah menghasilkan banyak hal, tetapi Jokowi mengingatkan kedua pihak harus mengakui masih banyak perbedaan yang perlu diselesaikan.
“Presiden menekankan prinsip kesetaraan, saling menghormati, dan saling menguntungkan harus menjadi landasan kemitraan ASEAN-EU. Tidak boleh ada pemaksaan kehendak. Tidak boleh lagi ada pihak yang mendikte. Presiden juga menegaskan mindset ‘my standard is better than yours’ harus diganti,” kata Retno.
Selama beberapa dekade, Asia Tenggara telah menjadi economic powerhouse atau pusat pertumbuhan ekonomi dan diperkirakan akan tetap menjadi pusat pertumbuhan dunia. Kerja sama dengan ASEAN, kata Jokowi, dipastikan akan menguntungkan EU.
Dalam hal ini, Presiden Jokowi mengutip survei yang dilakukan oleh Dewan Bisnis EU-ASEAN pada September 2022 mengenai persepsi bisnis di ASEAN.
“Artinya, dari survei ini ditegaskan bahwa economic opportunity has and will always be the story of ASEAN. Bapak Presiden menekankan bahwa ‘maju bersama’ harus diiringi dengan ‘maju setara’. Bapak Presiden juga mengharapkan Uni Eropa dapat terus mendukung hak negara berkembang untuk tumbuh dan maju,” ujar Retno.(jef)