Ibnu Hajar Al-‘Asqalani rahimahullah menjelaskan,
“Penduduk negeri timur ketika itu adalah orang-orang kafir. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengabarkan bahwa fitnah (kesesatan) datang dari arah tersebut. Dan memang realitanya sebagaimana yang beliau kabarkan. Fitnah yang terjadi pertama kali datang dari arah timur. Dan itulah yang menjadi sebab pertikaian di tengah kaum muslimin dan dicintai oleh setan dan ia bergembira dengannya. Demikian juga kebid’ahan muncul dari arah tersebut.”
Baca Juga:
7 Cara Memperbaiki Diri supaya Jadi Pribadi yang Lebih Bermutu
Al-Khathabi rahimahullah mengatakan, “Nejed adalah semua yang ada di arah timur. Dan Nejed-nya penduduk Madinah adalah Irak dan yang searah dengannya. Karena ia ada di arah timur Madinah. Dan makna “Nejed” adalah semua dataran yang tinggi. Dan Nejed adalah lawan kata ghaur (lembah) yang artinya sesuatu yang rendah. Sehingga Tihamah semuanya adalah lembah dan Makkah termasuk dalam Tihamah.” Sampai sini perkataan Al-Khathabi rahimahullah.
“Dari sini diketahui kekeliruan pendapat dari Ad-Dawudi yang mengatakan bahwa Nejed adalah nama suatu daerah tertentu. Ini tidak benar. Bahkan semua dataran yang tinggi disebut Nejed. Sedangkan yang melandai disebut ghaur.” [6]
Penjelasan Ibnu Hajar rahimahullah ini sudah cukup jelas dan gamblang walhamdulillah.
Baca Juga:
4 Ciri Kamu Bermental Baja, Salah Satunya Berani Menghadapi Masalah!
Keempat, menafsirkan “dari sanalah muncul dua tanduk setan” dalam hadis bahwa itu adalah person tertentu, ini adalah gagal paham. Karena yang dimaksud dengan “dari sanalah muncul dua tanduk setan” adalah “di sanalah terbitnya matahari“. Dan memang matahari terbit dari arah timur. Sebagaimana ini dengan jelas disebutkan dalam hadis Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Jika hajib (bagian awal) dari matahari telah muncul, maka janganlah salat sampai matahari terlihat. Dan jika hajib (bagian akhir) dari matahari mulai tenggelam, maka janganlah salat hingga ia tenggelam sepenuhnya. Dan janganlah salat di sekitar waktu tersebut, karena ia (matahari) terbit di antara dua tanduk setan.” [7]
Dalam riwayat Ahmad,