“Sesungguhnya suatu negeri (yang suci) tidak membuat penduduknya menjadi suci, namun yang membuat penduduknya menjadi suci adalah amalan mereka sendiri.” [3]
Maka, dengan pola pikir yang sama pula, bukan berarti penduduk yang ada di Nejed semuanya tercela dan semuanya pembuat fitnah. Hadis ini sama sekali tidak menunjukkan demikian. Karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam hanya mengabarkan bahwa akan terjadi fitnah (kekacauan) dari Nejed. Dan seseorang yang dikatakan sesat atau menyimpang bukan karena ia berasal dari Nejed atau tempat lainnya, namun karena keyakinan dan amalan menyimpang yang ia miliki tersebut bertentangan dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Baca Juga:
7 Cara Memperbaiki Diri supaya Jadi Pribadi yang Lebih Bermutu
Kedua, hadis di atas perlu dipahami dengan pemahaman salaf. Karena para salaf tentu lebih memahami apa yang dimaksud oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Putra dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, yaitu Salim bin Abdullah bin Umar, beliau berkata,
“Wahai penduduk Irak! Sungguh seringnya kalian bertanya tentang masalah-masalah sepele, dan sungguh beraninya kalian menerjang dosa-dosa besar! Padahal aku telah mendengar dari ayahku, yaitu Abdullah bin Umar, bahwa beliau mengatakan, ‘Aku mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, ‘Sesungguhnya fitnah datangnya dari arah sini, beliau sambil mengarahkan tangannya ke arah timur. Dari sanalah muncul dua tanduk setan.”” [4]
Perhatikan, Salim bin Abdullah bin Umar rahimahullah memahami bahwa yang dimaksud dengan Nejed dan negeri timur adalah Irak.
Baca Juga:
4 Ciri Kamu Bermental Baja, Salah Satunya Berani Menghadapi Masalah!
Ini juga sesuai dengan apa yang terdapat dalam riwayat lain dari hadis di atas. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alahi wasallam bersabda,
“Ya Allah, berkahilah kami pada penduduk Syam kami. Ya Allah, berkahilah kami pada penduduk Yaman kami.” Beliau mengulanginya beberapa kali. Pada kali ketiga atau keempatnya, para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimana dengan Irak?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya di sana terdapat kegoncangan dan fitnah. Dan di sana pula muncul tanduk setan.” [5]
Ketiga, para ulama menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan Nejed dalam hadis tersebut adalah Irak dan semua daerah dataran tinggi di sebelah timur Madinah. Mereka juga menjelaskan bahwa yang dimaksud “fitnah” yang muncul dari timur dan Nejed adalah kekufuran, kebid’ahan, dan kesesatan.