Lantas, insentif yang lebih besar dalam penggunaan input pertanian organik dan promosi praktik produksi ramah lingkungan, serta praktik-praktik yang tahan terhadap perubahan iklim dapat menambah faktor daya tarik generasi muda terhadap sektor pertanian.
Di atas itu semua, revitalisasi dan reformasi sektor pertanian harus dilakukan secara paralel dengan perubahan pola pikir masyarakat. Pertanian tidak boleh lagi digambarkan sebagai pekerjaan yang kotor, melelahkan, dan tidak memuaskan yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak berpendidikan dan tua.
Baca Juga:
Jelang Tahun Baru Imlek, Harga Bumbu Dapur di Tapteng Melangit
Narasi tersebut harus diubah untuk membingkai pertanian sebagai sektor yang penting untuk keberlanjutan; sebuah karier di mana inovasi disambut baik dan kesejahteraan terjamin. Dalam hal ini, institusi pendidikan memainkan peran penting untuk menghapus stigma negatif seputar pertanian.
Aksi Kolaboratif untuk Mencapai Regenerasi yang Berkelanjutan
Mewujudkan ekosistem yang ideal tentu saja bukan hal yang mudah. Untungnya, beberapa langkah telah diambil untuk menuju ke arah tersebut.
Baca Juga:
Dua Bendungan di Deli Serdang Belum Berfungsi Maksimal
Kementerian Pertanian telah terlibat dalam beberapa program untuk mendorong pertumbuhan petani muda, seperti melalui Youth Entrepreneurship and Employment Support Services (YeSS) dan turunannya seperti Young Ambassador Agriculture, yang memberikan pelatihan dan pendanaan yang tepat bagi calon petani untuk memulai usaha mereka.
Program-program tambahan untuk mendukung bagian lain dari ekosistem ini juga telah diberlakukan, seperti Taxi Alsistan, yang bertujuan untuk memperluas proses mekanisasi dengan mempermudah akses ke peralatan pertanian bagi para petani. Pinjaman yang disponsori negara tanpa bunga juga telah diberikan untuk membantu petani membiayai ladang mereka dengan inisiatif seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pertanian.
Namun, masih banyak yang harus dilakukan. Tindakan di masa depan harus bersifat kolaboratif untuk mengatasi masalah regenerasi yang memiliki banyak sisi, dengan melibatkan pembuat kebijakan, sektor swasta, dan masyarakat dalam prosesnya.