Namun ada yang unik dari penelitian dengan cara menyebarkan survei online berskala nasional pada akhir 2020 lalu, yang menjaring lebih dari 900 responden yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, yaitu; sebagian besar anak muda Indonesia mempunyai pengetahuan rendah terhadap penyakit thalassemia, namun memiliki sikap positif untuk belajar lebih banyak tentang penyakit ini.
“Contohnya, masih banyak yang belum mengetahui apa itu penyakit thalassemia, ada berapa jenis, dan apa perbedaan antara pasien thalassemia mayor dengan pembawa sifat/karier thalassemia,” papar Edward, dilansir dari laman fk.ui.ac.id.
Baca Juga:
Mengenal Bintik Merah di Kulit karena Anemia? Begini Cara Mengobatinya
Hasil lainnya yang didapat dari penelitian ini, ternyata anak muda Indonesia juga mempunyai perilaku serta kesadaran kurang terhadap penyakit thalassemia.
Sebanyak 95.7% responden mengakui belum pernah melakukan uji saring/skrining thalassemia.
Hal ini menandakan bahwa program skrining thalassemia di Indonesia saat ini masih kurang disosialisasikan oleh pemerintah kepada masyarakat khususnya kepada generasi muda, sehingga mereka tidak paham betapa pentingnya melakukan skrining penyakit ini diusia muda.
Baca Juga:
Cegah Stunting, Remaja Putri Diimbau Cegah Penyakit Anemia
Padahal, jika skrining thalassemia dilakukan pada usia muda sebagai upaya preventif, hal ini diharapkan mampu membantu mencegah munculnya kasus-kasus thalassemia baru dimasa mendatang.
Hal ini berarti juga membantu negara menghemat biaya pengobatan yang sangat mahal.[gab]