Kondisi jalan menurun sekitar 200 meter ada tikungan ke kiri dan di sekitar itulah Bukit Bego.
Jika dari Kota Yogyakarta menuju ke makam raja, ada pertigaan lalu ke arah kanan terus menanjak dengan beberapa tikungan.
Baca Juga:
Korban Tewas Akibat Ledakan di Tambang Batubara Turki Bertambah Jadi 41 Orang
Sejarah Bukit Bego
Lurah Wukirsari Susilo Hapsoro menyampaikan, awalnya Bukit Bego adalah perbukitan biasa di kawasan tersebut.
Lalu, adanya proyek pengerasan kawasan Bandara Adisutjipto sekitar 2008 atau 2010 dirinya tidak ingat pasti tepatnya, tetapi karena tidak semuanya bisa diambil jadi tidak rata.
Baca Juga:
Laporkan Tambang Ilegal ke Polres Tapin, PT SKB Berharap Proses Hukum Berlanjut
Pengerukan menggunakan ekskavator atau warga lokal menyebut bego.
"Karena tengah terlalu keras akhirnya tidak bisa datar, ditinggal. Nah, awalnya diberi nama Bukit Bego itu setiap warga kangsenan (janjian) itu di atas Bukit Bego atau di bawahnya, jadilah nama Bukit Bego," kata Susilo, saat dihubungi Wartawan, melalui sambungan telepon, Selasa (8/2/2022).
Akhirnya banyak warga yang berkunjung karena pemandangan di lokasi cukup bagus, oleh masyarakat sekitar dikelola menjadi destinasi wisata hingga dididirikan warung.
Apalagi, sering dilalui wisatawan yang menuju atau pulang dari kawasan hutan pinus dan kebun buah Mangunan.