Infrastruktur kemaritiman terkait riset telah menyediakan lebih dari 200 galangan di Indonesia dengan sekitar 1.200 dock space.
“Laboratorium Hidrodinamika BRIN yang menjadi fasilitas riset hidrodinamika terbesar se-Asia Tenggara. Pusat riset terkait ekosistem kelautan BRIN juga dapat dimanfaatkan publik dan tersebar di bawah Pusat Riset BRIN,” terang Edy.
Baca Juga:
Hari Maritim Nasional ke-58, Presiden Jokowi: Cara Kita Melihat Laut Harus Berubah
Dari sisi penyediaan SDM riset, menurut Edy, kerja sama pelatihan antar institusi maupun antar negara menjadi kunci penting. Melalui skema pembinaan, BRIN telah memiliki program pelatihan dan pendidikan yang bertujuan meningkatkan minat generasi muda menjadi SDM riset kemaritiman masa depan.
Bidang kemaritiman juga menyimpan potensi besar untuk berkontribusi pada blue economy melalui riset bio industri. Bioteknologi kelautan membuka lapangan kerja baru karena hadirnya penelitian untuk pembibitan, kontrol penyakit, pakan, dan kualitas air, yang mendorong tumbuhnya pasar untuk industri farmasi, kosmetika, pangan fungsional, dan bio energi.
Fahrurrozi, Kepala Pusat Riset Bio Industri Laut BRIN pada paparannya menyatakan bahwa riset bioteknologi mendukung ekonomi biru.
Baca Juga:
Pemerintah Belum Fokus Wujudkan Indonesia Jadi Poros Maritim Dunia
“Bioteknologi menunjang blue economy, sistem ekonomi yang tidak menghasilkan limbah, namun berpotensi membuka lapangan pekerjaan dengan memaksimalkan sumber daya tanpa meminta lebih dari bumi,” jelasnya.
“Jangan lupakan resiko ancaman bencana dibalik potensi dan letak strategis kemaritiman nusantara. Bencana kelautan menjadi salah satu tantangan besar jika melihat posisi dan rekam jejak aktifitas alam,” ujar Kepala Pusat Riset Kebencanaan Geologi BRIN, Adrin Tohari. “Sekali lagi, riset dan inovasi memilki peran dalam mengantisipasi resiko kebencanaan tersebut,” tegasnya.
Adrin juga menyampaikan bahwa tsunami telah terekam di Indonesia sejak tahun 416, dan menjadi bencana yang paling memberikan kerugian terbesar dalam jumlah jiwa dibandingkan bencana alam lainnya selama 10 tahun terakhir.