Pertama, melengkapi kecakapan (skill) yang dibutuhkan. Kelompok yang dibentuk dapat menutupi lemahnya kualitas individu yang terlibat jika dikelola sendiri.
Kedua, pengumpulan ide dan inovasi. Kelompok akan memberikan kontribusi ide inovasi yang lebih banyak terutama ketika menghadapi tantangan yang membutuhkan solusi.
Baca Juga:
Industri Nikel Sulteng Dorong UMKM di Sekitar Tambang
Ketiga, jam operasional yang terus-menerus. Terdapat banyak tugas yang terlibat ketika memulai dan mengoperasikan microfranchise yang baru.
Dengan kelompok, pembagian tugas dapat dilakukan sehingga bisnis dapat terus berjalan tanpa ada aktivitas yang terbengkalai.
Keempat, modal awal per orang yang lebih rendah. Kendala keterbatasan modal ketika memulai microfranchise dapat ditanggulangi dengan kelompok karena akan menekan dana yang mesti dikeluarkan.
Baca Juga:
Wujudkan Program Elektrifikasi Gaya Hidup di Sektor UMKM, PLN Bantu Pengrajin Ulos Gunakan Mesin Tenun Elektrik
Kelima, keamanan yang lebih baik. Kelompok akan memberikan rasa aman bagi personil yang terlibat apalagi jika microfranchise terdiri atas para wanita.
Jalan membangun microfranchise memang tidak mudah dan berliku, namun tidak ada salahnya mulai dirintis sejak dini dengan perencanaan yang sistematis.
Keberhasilan microfranchise dapat mengangkat ekonomi informal agar lebih berdaya saing dan tahan menghadapi turbulensi lingkungan bisnis yang kian tidak menentu.[zbr]