Dalam penjelasannya yang bisa dipindai melalui kode batang (barcode), Golok “Si Rajut” dibuat sebagai lambang pemersatu dan merajut silaturahmi dari perbedaan pandangan, pemikiran, tindakan dan perbuatan warga Jakarta bersamaan dengan berakhirnya Pesta Demokrasi pada April 2019.
Sebagai bentuk kepedulian budaya Betawi maka Golok Si Rajut diserahkan dari Manggar Kelape ke Museum Betawi pada 30 April 2019, tulis penjelasan tersebut.
Baca Juga:
Ini Dia 4 Aktivitas Seru di Desa Wisata Bilebante Lombok Tengah
Di ruangan ini terdapat pengetahuan tentang pakaian adat pernikahan dari budaya Betawi dan juga seserahan seperti roti buaya yang wajib dibawa ketika calon pengantin pria hendak melangsungkan pernikahan dengan calon wanita pilihannya.
Para pengunjung Museum Betawi tidak akan dipungut biaya masuk alias gratis. Tidak hanya melihat-lihat benda bersejarah, museum ini juga menyajikan empat rumah adat seperti rumah panggung, Joglo, kebaya dan juga rumah gudang.
Selain itu, di tengah-tengah terdapat sebuah panggung terbuka yang dinamakan Amphy Theatre untuk menampilkan kesenian budaya Betawi seperti lenong, palang pintu dan juga seni tari khas Betawi.
Baca Juga:
Dear Traveler! Cobain Deh 4 Aktivitas Seru di Desa Wisata Penglipuran, Bali
Tidak hanya itu saja, pengunjung juga disuguhkan dengan agro wisata kebun alpukat yang nantinya bisa mereka dapatkan bibitnya dengan harga tertentu.
Dengan hadirnya Museum ini diharap anak-anak Betawi lebih lagi mengenal tradisi mereka dan membawa nama betawi di mata dunia.
"Visi dari museum ini adalah museum yang bertaraf Internasional," ujar Anggota Forum Pengkajian dan Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi saat ditemui di kawasan Setu Babakan, Lahyanto Nadie.