Selain dokter, Rubini merupakan pemimpin partai politik pada masanya. Beliau memberikan perjuangannya demi cita-cita kemerdekaan Indonesia melawan penjajah di daerah Kalimantan Barat. Kemudian namanya diabadikan menjadi nama RSUD di Kabupaten Mempawah, yakni RSUD dr. Rubini Mempawah.
4. Salahuddin bin Talabuddin (Provinsi Maluku Utara)
Baca Juga:
Bobby Nasution, Menantu Jokowi Dikukuhkan Sebagai Tokoh Nasional
Tokoh keempat yang dianugrahi pahlawan nasional adalah Salahuddin bin Talabuddin. Seperti dikutip dari ambon.antaranews.com, Salahuddin lahir pada 1874 di Desa Gamia Patani, Kabupaten Halteng, dan wafat di Kota Ternate.
Sebagai pahlawan nasional, ia pernah berabung dengan PSII pada 1938. Lalu menjadi pengurus Gabungan Politik Indonesia atau disingkat GAPI. Akibat kegiatan politiknya, dirinya pernah dipenjara oleh pemerintah kolonial Belanda di Nusakambangan.
Adapun pada 1941, Salahuddin mengibarkan bendera merah putih di Tanjung Ngolopopo, Patani, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Sehingga membuat berang Belanda. Berlanjut pada 1946, ia pindah ke Kepulauan Gebe dan mendirikan organisasi keagamaan Islam Sarikat Jamiatul Iman wal Islam atau dikenal dengan Sarikat Islam atau SI.
Baca Juga:
Belasan Poin Dukungan 'Bersyarat' Ijtima Ulama ke Anies-Cak Imin
Jasanya ketika melawan penjajahan di Malut membuatnya dieksekusi mati pada 1948 di kawasan Skep Kelurahan Salahuddin Kota Ternate. Nama daerah ini diambil untuk mengabadikan hasil perjuangannya.
5. H. Ahmad Sanusi (Provinsi Jawa Barat)
Tokoh kelima yang dianugrahi pahlawan nasional adalah K. H. Ahmad Sanusi. Mengutip buku Riwayat Perjuangan KH. Ahmad Sanusi yang ditulis Miftahul Falah, KH Ahmad Sanusi lahir pada 18 September 1889 di Kabupaten Sukabumi. Ahmad Sanusi mendapat pendidikan agama dasar secara tradisional dari ayahnya, KH. Abdurrahim.