2. KGPAA Paku Alam VIII (Daerah Istimewa Yogyakarta)
Tokoh kedua yang dianugrahi pahlawan nasional adalah KGPAA Paku Alam yang memiliki nama Sri Paduka Paku Alam VIII. Mengutip jogjaprov.go.id, ia aktif terlibat dalam perjuangan bangsa Indonesia pada masa pendudukan Jepang hingga Reformasi.
Baca Juga:
Bobby Nasution, Menantu Jokowi Dikukuhkan Sebagai Tokoh Nasional
Ia merupakan Adipati Kadipaten Pakualaman yang paling lama menjabat, terhitung sejak 1937-1998. Sekaligus dirinya menjabat sebagai Penjabat Gubernur DIY terlama dari 1988-1998.
Tak hanya sebagai pemimpin, Sri Paduka PA VIII merupakan pejuang pengisi kemerdekaan RI. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memajukan pendidikan bagi rakyat di Kadipaten Pakualaman dengan memberantas buta huruf.
3. Raden Rubini Natawisastra (Provinsi Kalimantan Barat)
Baca Juga:
Belasan Poin Dukungan 'Bersyarat' Ijtima Ulama ke Anies-Cak Imin
Tokoh ketiga yang dianugrahi pahlawan nasional adalah Raden Rubini Natawisastra, pahlawan dari tanah Sunda dan menetap di Provinsi Kalimantan Barat. Ia menjadi salah satu pahlawan yang tewas di tangan penjajahan Jepang
Dikutip dari kalbarprov.go.id, ia lahir pada 31 Agustus 1906 dari keluarga bangsawan intelektual. Semasa hidupnya, Rubini adalah seorang dokter yang sering menjalankan misi kemanusiaan dengan berkeliling melayani pengobatan di daerah terpencil dan pedalaman.
Sejak September 1934, ia berdinas tetap di Militaire Hospitaal Pontianak, rumah sakit swasta milik Misi Katolik yang dikenal dengan Rumah Sakit Umum Sungai Jawi. Di sana, ia berperan sebagai dokter bedah dan diangkat sebagai kepala rumah sakit tersebut.