Berkat kesigapan prajurit Indonesia, pesawat Pope akhirnya ditembak jatuh sehingga operasi militer di bawah komando Bung Karno dapat dilakukan. Hingga kini, jatuhnya pesawat Pope masih simpang siur.
Versi pertama menyebutkan pesawat Pope ditembak jatuh oleh sebuah pesawat Mustang P-51 AURI yang dipiloti Ignatius Dewanto. Versi kedua, pesawat Pope jatuh karena tembakan meriam pasukan artileri Antiserangan Udara TNI.
Baca Juga:
Lakukan Kekerasan Seksual pada 24 Wanita, Agen CIA Divonis 30 Tahun Penjara
Meskipun dapat menyelamatkan diri dengan parasutnya, Pope ditangkap pasukan TNI di sekitar Ambon.
Setelah sembuh dari luka-lukanya, ia kemudian diseret ke Pengadilan Militer di Jakarta dan dijatuhi hukuman mati.
Sebelum eksekusi dilaksanakan, istri Pope datang ke Jakarta dan menemui Bung Karno dengan menangis tersedu-sedu agar suaminya diampuni dan diberi grasi.
Baca Juga:
Soal Penembakan Trump, Eks Bos CIA Buka-bukaan Sebut Kejanggalan Ini
Bung Karno yang tak tahan melihat air mata wanita, akhirnya memberikan grasi dan pengampunan kepada Pope. Namun, Bung Karno memberi syarat. Pope harus menghilang dari muka umum di AS tanpa publikasi sama sekali.
Selain itu, Bung Karno meminta Pemerintah AS mengganti kebebasan Pope dengan membangun sebuah jalan bebas hambatan di Jakarta.
Jalan itu dikenal sebagai Jakarta Bypass yang pada 1960-an merupakan jalan paling mulus di Indonesia. Kini, jalan itu dikenal dengan nama Jalan Gatot Subroto.