Hal itulah yang membuat pemerintah Jepang kecewa.
Pasalnya, Negeri Matahari Terbit tersebut telah melakukan studi tentang Kereta Cepat Jakarta-Bandung selama tiga tahun, dan dengan dana yang tidak kecil.
Baca Juga:
Proyek Kereta Cepat RI Lancar, Kenapa di Malaysia-Singapura Tersendat?
Tanizaki menyampaikan, ada dua kekecewaan mendasar atas “batalnya” proyek Jepang di Kereta Cepat.
Pertama, pemerintah RI meminta perpanjangan waktu untuk lakukan feasibility study terkait Kereta Cepat.
Selain itu, Jepang kecewa telah terlanjur mengeluarkan dana untuk kegiatan studi kelayakan selama ini.
Baca Juga:
KA Cepat Jakarta-Bandung Dinamai WHOOSH, Ini Artinya
Meski tidak mau menyebutkan jumlah uang yang telah keluar, Tanizaki menegaskan bahwa jerih payah Jepang akan terbayar apabila kereta cepat Shinkansen bisa diterapkan di Indonesia.
"Tentu kami akan senang kalau teknologi kami bisa dipakai di sini. Kami hormati putusan pemerintah Indonesia," ujar Tanizaki.
Empat bulan berselang, atau tepatnya pada 21 Januari 2016, Presiden Jokowi tiba-tiba menghadiri groundbreaking pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Perkebunan Maswati, Kecamatan Cikalong Wetan, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.