Tambangnews.id | Sejumlah perempuan Kodingareng menggelar unjuk rasa di depan Kantor Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel). Mereka kembali memprotes aktivitas penambangan pasir di Pulau Spermonde sejak 2 tahun lalu.
Pantauan wartawan di lokasi, Rabu (5/10/2022) sekitar pukul 10.30 Wita, massa aksi tampak membawa boneka gurita berukuran raksasa sebagai simbol oligarki. Massa aksi juga tampak membawa sejumlah poster berisi kalimat-kalimat protes.
Baca Juga:
Laporkan Tambang Ilegal ke Polres Tapin, PT SKB Berharap Proses Hukum Berlanjut
Massa aksi yang didominasi oleh perempuan terlihat menggunakan topi petani. Mereka tidak melakukan orasi dan hanya berdiri sambil membentangkan spanduk dan porster.
Untuk diketahui aksi ini dilakukan bersama beberapa LSM seperti Walhi Sulsel dan Green Peace Indonesia. Juru Kampanye Laut Green Peace Indonesia, Afdilah mengatakan aksi ini digelar untuk menyuarakan penderitaan perempuan Kodingareng setelah adanya aktivitas tambang di Pulau Spermonde.
"Masyarakat Kodingareng, terutama perempuan mengalami penderitaan yang luar biasa pasca adanya tambang pasir di Spermonde yang digunakan untuk pembangunan proyek strategis nasional," kata Afdilah kepada wartawan di lokasi.
Baca Juga:
Tambang Batubara Ilegal Ditemukan di Desa Nateh Kabupaten Hulu Sungai Tengah
Sementara itu, aktivis Walhi Sulsel, Herli menuturkan perempuan Kodingareng bahkan mendapatkan beban ganda. Selain mengurusi urusan domestik, perempuan Kodingareng juga harus ikut membantu suami mereka yang berprofesi sebagai nelayan untuk menambah pendapatan.
"Pendapatan turun sangat drastis. Terutama saat tambang pasir laut, bisa dikatakan 50 bahkan sampai 70 persen menurunnya," tuturnya. [jat]