MAWAKA ID | Tahukah anda asal mula mobil polymerase chain reaction (PCR) di Indonesia?
Penemu awal mobil polymerase chain reaction (PCR) dari SpeedLab Indonesia adalah seorang pengusaha muda asal Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim).
Baca Juga:
Pengusaha Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,9% di 2023, Asalkan Pemerintah Lakukan Ini
Dia bernama Denni Mappa. Pria kelahiran 22 Desember 1991 ini mengisahkan awal menemukan mobil PCR yang kini digunakan beberapa daerah seperti Kabupaten Konawe, Bau-bau, DKI Jakarta dan Kaltim.
Ketika itu, sekitar awal 2020, kata Denni, angka Covid-19 lagi tinggi-tingginya di Indonesia. Kondisi itu membuat banyak masyarakat takut ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit atau puskesmas untuk tindakan kesehatan.
Sementara, kebutuhan untuk melayani tes PCR makin pun meningkat tajam hingga antrean menumpuk dan terkosentrasi di sejumlah fasilitas kesehatan tertentu.
Baca Juga:
Pemerintah Batasi Pupuk Bersubsidi Mulai 2023, Cuma untuk Urea dan NPK
"Akhirnya muncul ide membuat tes laboratorium yang bisa bergerak (mobil), sehingga mobilitas layanan PCR bisa lebih masif," ungkap Denni, dilansir dari Kompas.com, Selasa (15/2/2022).
Ide itu kemudian dieksekusi perlahan. Denni dibantu rekan-rekannya mulai konsen mengembangkan ide itu sekitar April 2020.
"Hingga lahirlah produk pertama dengan branding SpeedLab Indonesia. Mengapa SpeedLab karena butuh kecepatan layanan kesehatan," terang dia.
SpeedLab Indonesia saat itu fokus bidang kesehatan khusus Covid-19, dengan produk pertamanya adalah mobil PCR.
Sempat gagal
Meski begitu, perjalanan Denni dan rekannya tak jalan mulus. Produk pertama mobil PCR mereka sempat gagal saat diuji oleh organisasi profesi kesehatan.
"Tapi kami dapat banyak masukan, meski gagal ya. Kami pulang perbaiki lagi," kata Denni.
Berbekal masukan tersebut, Denni dan rekannya mulai memperbaiki lagi dengan standarisasi ketat. Berjalan waktu, akhirnya kendaraan PCR dinyatakan memenuhi standar dan dapat digunakan secara luas.
Ketika itu, Pemprov Kaltim melalui Dinas Kesehatan sempat memesan tiga unit mobil PCR tersebut, pada Agustus 2020 senilai Rp 7,5 miliar.
Dinas Kesehatan Kaltim juga bekerja sama dengan SpeedLab untuk tes PCR keliling untuk menyisir hasil tracing dari klaster-klaster baru yang muncul di lokasi tertentu.
Selain itu, pengadaan mobil PCR juga membantu kelancaran tes PCR dalam rangka mengurai penumpukan antrean uji swab PCR yang dilakukan di sejumlah rumah sakit.
Kala itu, dalam sehari saja daftar tunggu uji laboratorium sampel di RSUD Abdul Wahab Sjahranie dan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kaltim bisa sampai 1.300 sampel.
Atas karyanya, kini pria lulusan Teknologi Laboratorium Medis, di Universitas Megarezky Makassar itu jadi founder dan CEO SpeedLab Indonesia.
Melalui Speed Group, Denni sudah mempekerjakan 300 karyawan, dari semula hanya 10 orang karyawan.
SpeedLab saat ini memiliki 14 cabang yang tersebar di Jabodetabek, Balikpapan, Pontianak, dan Palembang. [tum]