MAWAKA ID | Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan pemerintah menyalurkan subsidi untuk masyarakat hingga Rp 75,3 triliun sampai akhir Mei 2022 atau meningkat dari penyaluran subsidi sepanjang Januari-Mei 2021 yang sebesar Rp 56,5 triliun.
“Jadi lebih dari Rp 75,3 triliun yang merupakan pembayaran subsidi dan kompensasi atau kurang bayar. Kalau kita lihat selain perbedaan harga yang meningkat, volume juga menaik,” kata Sri Mulyani dalam konferensi pers, hari ini.
Baca Juga:
Kinerja Pendapatan Negara Tahun 2024 Masih Terkendali, Menkeu: Ada Kenaikan Dibanding Tahun 2023
Adapun pemerintah mensubsidi penggunaan bahan bakar minyak berupa solar dan minyak tanah hingga 5,6 juta kiloliter atau meningkat dari jumlah sebelumnya yang mencapai 5,0 juta kiloliter.
LPG 3 kilogram yang disubsidi hingga 31 Mei 2022 mencapai 2,5 juta metrik ton atau naik dari tahun sebelumnya yang sebesar 2,4 juta metrik ton.
Begitu pula subsidi untuk listrik naik dari 37,4 juta pelanggan menjadi 38,4 juta pelanggan pada 2022, pupuk dari 3,1 juta ton menjadi 3,5 juta ton, dan perumahan yang disubsidi naik dari 28,2 ribu unit menjadi 46,0 ribu unit.
Baca Juga:
Hadiri Rakornas Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah Tahun 2024, Menkeu: Awal Sinergi yang Baik
“Ini yang menggambarkan APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) sebagai shock absorber (peredam kejut). Jumlah kebutuhan masyarakat meningkat, harga tinggi, namun tidak dilakukan perubahan harga, ini menjadi dominasi tema APBN 2022 dimana APBN melakukan shock absorber,” kata Sri Mulyani.
Sebelumnya Badan Anggaran DPR RI juga telah menyepakati penambahan anggaran kompensasi sebesar Rp 275 triliun sehingga total kompensasi yang akan disalurkan di 2022 menjadi Rp 293,5 triliun.
“Ini angka yang sangat besar untuk kompensasi barang-barang yang di luar negeri mengalami kenaikan, tapi di dalam negeri jadi tidak mengalami kenaikan,” kata Sri Mulyani. [jat]