MAWAKA ID | Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim, hasil pengecekan yang dilakukan di tingkat produsen diketahui produksi minyak goreng yang berjalan saat ini seharusnya dapat mencukupi kebutuhan domestik.
Kemendag hingga kini masih belum mengetahui penyebab pasti kelangkaan minyak goreng, meski sudah berlangsung selama berbulan-bulan.
Baca Juga:
Hari Terakhir MICE 2024, Kopi Indonesia Masih Menjadi Primadona di Pasar Australia
Inspektur Jenderal Kemendag, Didid Noordiatmoko mengatakan, saat ini produksi minyak goreng sudah mendekati kebutuhan, sehingga kelangkaan terhadap produk tersebut seharusnya bisa teratasi paling lambat akhir Maret 2022.
Pemerintah secara bertahap menyelesaikan persoalan produksi hingga distribusi minyak goreng, sehingga komoditas itu dapat diperoleh dengan mudah dengan harga yang terjangkau di masyarakat.
Akan tetapi, menurut dia, muncul persoalan baru yang merupakan dampak dari kenaikan harga dan kelangkaan barang, yakni panic buying.
Baca Juga:
Hadiri Pembukaan Inabuyer B2B2G Expo 2024, Wamendag: Kesempatan Emas UMKM untuk Meraih Peluang Bisnis Baru
Lantaran sempat kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga yang terjangkau, hal itu membuat masyarakat membeli melebih kebutuhan ketika mendapatkan kesempatan.
Padahal, Didid berujar, hasil riset menyebutkan kebutuhan minyak goreng per orang hanya 0,8-1 liter per bulan. Artinya, kini banyak rumah tangga menyetok minyak goreng di dapur.
“Tapi ini baru terindikasi,” katanya, saat kunjungan kerja ke Palembang, seperti dikutip dari Antara, Minggu (6/3).