MAWAKA ID I Ilmuwan Indonesia yang masuk dalam tim penemu vaksin COVID-19 Oxford/AstraZeneca Carina Joe diberikan sertifikat penghargaan sebagai simbol apresiasi tertinggi oleh Wakil Ketua MPR RI Syariefuddin Hasan.
Syariefuddin (Syarief Hasan) meyakini Carina merupakan bukti bahwa ilmuwan perempuan Indonesia dapat turut berkontribusi terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, terutama yang berdampak pada kemanusiaan.
Baca Juga:
Pengusaha Optimistis Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,9% di 2023, Asalkan Pemerintah Lakukan Ini
"Ini patut diapresiasi dan menjadi kebanggaan kita semua. Saya selaku Wakil Ketua MPR RI memberikan apresiasi tertinggi kepada prestasi yang telah Carina torehkan," kata Syarief di Jakarta, Senin, sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya.
Syarief lanjut menyampaikan peran Carina turut menemukan vaksin COVID-19 telah menyelamatkan miliaran nyawa umat manusia di berbagai negara.
"Atas nama bangsa Indonesia, saya berterima kasih kepada Carina karena apa yang kamu lakukan telah menyelamatkan jutaan nyawa manusia di tengah pandemi COVID-19," ujar Syarief.
Baca Juga:
Pemerintah Batasi Pupuk Bersubsidi Mulai 2023, Cuma untuk Urea dan NPK
Ia mengatakan bahwa Carina akan menginspirasi banyak anak perempuan di Indonesia untuk mengejar mimpinya menjadi ilmuwan.
"Kita bangsa Indonesia bangga sama Carina, dan Carina memberi inspirasi serta menghidupkan mimpi-mimpi jutaan anak Indonesia yang saat ini mungkin memiliki mimpi yang sama, ingin menjadi ilmuwan," ujar Syarief kepada Carina.
Ia berharap kiprah Carina Joe dapat diteruskan oleh ilmuwan-ilmuwan Indonesia lainnya dan jutaan anak-anak bangsa pada masa depan.
"Ke depannya, saya berharap akan muncul Carina-Carina lain yang juga dapat berkontribusi untuk kemanusiaan," katanya saat menyerahkan sertifikat penghargaan kepada Carina Joe.
Carina Citra Dewi Joe, ilmuwan asal Indonesia di Jenner Institute Universitas Oxford, merupakan salah satu pihak yang memungkinkan vaksin COVID-19 buatan Oxford University dan AstraZeneca itu dapat digunakan di berbagai negara.
Carina pada tanggal 15 Januari 2020 menemukan inovasi yang dikenal dengan formula 30 mililiter sel, yang memungkinkan produksi vaksin 10 kali lebih banyak hanya dengan menggunakan sel kurang lebih 2 sendok makan.
Berawal dari temuan itu, vaksin COVID-19 Oxford University/AstraZeneca pun dapat diproduksi dengan cepat dalam skala besar sehingga vaksin dapat disalurkan ke lebih dari 100 negara di berbagai penjuru dunia. (tum)