Bukti lain Selayar dalam jalur pelayaran nusantara adalah ditemukannya Nekara Perunggu. Saat ini Nekara Perunggu tersebut berada di Gong Nekara Perunggu, Kepulauan Selayar.
Melansir lajurrempah.kemendikbud.co.id, Nekara Perunggu ditemukan oleh salah seorang warga di Kampung Rea-Rea pada tahun 1686. Benda situs tersebut kemudian dijadikan sebagai benda pusaka Kerajaan Putabangun. Hal ini karena terjadinya integrasi antara Kerajaan Putabangun dan Kerajaan Bontobangun sebagai pusat kerajaan, maka Nekara Perunggu dipindahkan ke Bontobangun.
Baca Juga:
Pemprov Harap Harta Karun Lombok Disimpan di Museum NTB
Sementara asal muasalnya, Nekara Perunggu dibuat di Xianji, Cina pada zaman prasejarah sekitar 300 tahun SM. Disebutkan bahwa nekara ini diproduksi 600 tahun SM dari kebudayaan Dong Son di Vietnam dan menjadi nekara terbesar di Asia Tenggara, bahkan di dunia.
Persebaran nekara di Indonesia sendiri terdapat 40 buah nekara yang tersebar dari Sumatera hingga Papua. Salah satunya terdapat di Selayar. Persebaran ini diperkirakan karena terjadi jalur perdagangan ataupun adanya hubungan bilateral kerajaan pada masa lampau.
Hal ini diperkuat dengan adanya simbol perpaduan unsur budaya dari Indonesia, Cina, dan Vietnam di tubuh Nekara Perunggu. Simbol yang dimasud adalah pohon kelapa, kenari, burung, gajah (Indonesia), bulu burung yang disematkan mahkota kepala suku (Cina), serta beberapa simbol sisanya dari Vietnam.
Baca Juga:
Harta Karun Raksasa RI di Natuna Bakal Dilelang!
Bukti lainnya adalah, berdasarkan catatan belanda, terdapat kapal dagang yang tenggelam di perairan Selayar. Yaitu Kapal Walvis buatan galangan kapal Amsterdam yang dibuat pada tahun 1639. Kapal ini tercatat meninggalkan Rembang di Jawa setelah perjalanan dari Batavia pada 31 Desember 1662.
Tujuh hari kemudian Walvis terkena badai dan menabrak terumbu karang dekat Selayar. Lokasi tersebut dinilai sangat berbahaya bagi pelayaran dari Makassar ke Bima karena berupa batu karang dan pasir. Tercatat hanya 140 orang awak kapal yang berhasil selamat dan kapal hancur berkeping-keping. [jat]