Sebagai informasi, hubungan kemitraan ASEAN-UE dikukuhkan pertama kali pada 1977 dan dilembagakan setelah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ASEAN-EEC pada 7 Maret 1980. Di tahun 2020, hubungan tersebut ditingkatkan menjadi Kemitraan Strategis.
Diketahui, kegiatan KTT ASEAN-UE merupakan salah satu dari sejumlah agenda internasional yang dihadiri oleh Presiden Joko Widodo pada akhir tahun menyusul KTT ASEAN di Phnom Penh, KTT G20 di bawah Presidensi Indonesia di Bali, dan KTT APEC di Bangkok yang diselenggarakan sepanjang bulan November 2022 yang lalu.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Dalam kesempatan KTT ASEAN-UE ini, Uni Eropa menyampaikan komitmen untuk memobilisasi dana investasi di kawasan Asia Tenggara sebesar 10 miliar Euro melalui skema 'Global Gateway'.
Dana ini akan difokuskan di sektor energi, transportasi, digitalisasi, pendidikan, dan mendorong trade and sustainable value chains.
Langkah ini diharapkan dapat mendukung upaya transisi energi di Kawasan Asia Tenggara menuju ekonomi hijau. Serta membuka peluang ekonomi dan lapangan pekerjaan yang lebih besar.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Berdasarkan catatan, total perdagangan ASEAN-UE pada 2021 mencapai US$ 268,9 Miliar (meningkat 18.6% dari 2020). UE menjadi mitra dagang terbesar ASEAN ketiga, setelah RRC dan Amerika Serikat.
Sementara itu, Foreign Direct Investment (FDI) UE ke ASEAN mencapai US$ 26,5 miliar pada tahun 2021 dan menjadikan UE sebagai sumber FDI terbesar kedua di ASEAN setelah RRC.
Secara bilateral, nilai perdagangan Indonesia-UE pada 2021 sebesar US$ 29,1 miliar dengan ekspor sebesar US$ 18 miliar dan impor sebesar US$ 11,1 miliar.