“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (QS. Al Maidah: 51).
Dan diantara bentuk muwalah (loyal) kepada mereka adalah memberikan ucapan selamat kepada mereka.
Baca Juga:
Tahun Baru Imlek, Menteri Agama Tegaskan Hal Ini
Karena hal ini akan membangun rasa cinta kepada mereka dan kepada agama mereka.
Sebab orang yang tidak kita cintai tentu tidak akan kita beri ucapan selamat. Allah Ta’ala berfirman:
“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka” (QS. Al Mujadalah: 22).
Baca Juga:
Tradisi Yu Sheng di Tahun Baru Imlek
Jika kita dilarang untuk mencintai kerabat kita yang menentang Allah dan Rasul-Nya, maka bagaimana lagi dengan selainnya?
Kedua: ucapan selamat merupakan bentuk ridha terhadap perayaan mereka dan pengakuan akan benarnya perayaan mereka dan juga dukungan terhadapnya.
Satu saja dari perkara di atas sudah cukup untuk mengatakan terlarangnya mengucapkan selamat hari raya orang kafir.