Ibnu Katsir Rahimahullah dalam kitab Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim menjelaskan bahwa maksud dari al-husna adalah surga. Sedangkan maksud dari ziyadatun adalah nikmat terbesar berupa dapat melihat wajah Allah pada hari kiamat.
Shuhaib bin Sinan Radhiyallahu‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Baca Juga:
Sebanyak 143 Jamaah Calon Haji Ikuti Manasik Hati Tingkat Kecamatan di Barut
“Jika penghuni surga telah masuk surga, Allah Ta’ala berfirman, ‘Apakah kalian (wahai penghuni surga) menginginkan sesuatu sebagai tambahan (dari kenikmatan surga)?’ Maka mereka menjawab, ‘Bukankah Engkau telah memutihkan wajah-wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari (azab) neraka?’ Maka (pada waktu itu) Allah membuka hijab (yang menutupi wajah-Nya Yang Mahamulia), dan penghuni surga tidak pernah mendapatkan suatu (kenikmatan) yang lebih mereka sukai daripada melihat (wajah) Allah ‘azza wa jalla. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam membaca ayat tersebut di atas (bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya)” (HR. Muslim no. 181).
Maka apalagi yang mesti kita tunggu? Mari segera bertekad dan berupaya semaksimal mungkin untuk menggapai derajat ihsan. Mengetahui lebih dalam tentang ma’rifatullah agar dalam beribadah kita dapat menghadirkan Allah seakan-akan kita melihat-Nya.
Begitu pula agar kita meyakini dengan haqqul yaqin serta senantiasa menyadari bahwa Allah melihat dan mengawasi apapun yang kita lakukan dimanapun dan kapanpun. [jat]