Sementara itu, usaha ecoprint tetap berjalan. Kali ini, Nila memilih berkolaborasi dengan beberapa temannya dan menurunkan egonya untuk membangun usaha ini sendiri.
"Saya menurunkan ego, kalau saya sendirian, kayak gini terus. Kolaborasi mulai akhir 2020 dan masih berjalan sampai sekarang," pungkas Nila.
Baca Juga:
Kredit UMKM Tanpa Jaminan dan Bunga di Kukar Jadi Rujukan Daerah
Yudhi dan Strategi Pemasaran 'Dua Kelapa', Gandeng Sesama UMKM
Yudhi Irawan telah memulai usaha produksi gula merah sejak tahun 2000 di Banyuwangi, Jawa Timur. Pada 2017, ia mulai melakukan diversifikasi dengan memproduksi gula semut setelah mengikuti pelatihan yang diadakan dinas perindustrian dan perdagangan setempat. Awalnya, Yudhi tak tahu apa dan seperti apa itu gula semut.
Gula semut atau yang kerap disebut dengan gula kristal adalah gula merah berbentuk bubuk yang dibuat dari nira pohon kelapa atau aren (enau). Asal-usul penyebutannya, ialah karena bentuknya mirip dengan rumah semut. Gula ini semakin diminati dan berpotensi untuk menjangkau pasar yang lebih luas bahkan hingga diekspor.
Baca Juga:
Gawat! Korban PHK di Indonesia Tembus 64 Ribu, 3 Sektor Utama Paling Terdampak
"Setelah ikut pelatihan, kok menarik. Selesai 1 minggu pelatihan, dapat undangan dari dinas untuk menghadiri acara yang dipelopori Sampoerna, mencari UMKM potensial yang bisa dibina," papar Yudhi.
Selanjutnya, pada awal 2017, ia mulai memproduksi gula semut dan diundang oleh Sampoerna karena usahanya terpilih masuk ke dalam 12 UMKM potensial yang akan dibina dalam SETC. Sejak itu, ia ikut berbagai pelatihan.
Pelatihan-pelatihan itu, di antaranya pelatihan pameran produk ekspor, bagaimana mengemas makanan untuk tujuan ekspor, cara membuat katalog, dan lain-lain. Dengan perjalanan yang telah dilaluinya, Yudhi juga kerap diundang untuk berbagi pengalaman.