Mbaru sendiri memiliki arti bangunan, sedangkan Niang diartikan tinggi dan bulat. Rumah adat dengan bentuk unik kerucut ini memiliki 5 lantai dengan fungsi dan makna berbeda.
Pertama lantai yang berbentuk melingkar melambangkan keharmonisan dan keadilan warga dan keluarga di Mbaru Niang. Kemudian setiap sudut di Mbaru Niang memiliki makna yang berarti dan selaras dengan tujuan hidup penghuninya.
Baca Juga:
Dear Traveler, Berikut 4 Destinasi Wisata di Flores Barat yang Wajib Didatangi
Rumah adat kerucut inipun terbuat dari bahan-bahan lokal seperti ilalang dan ijuk pada bagian atap, tiang dari kayu, dan lantai panggung dari papan. Hanya #DIINDONESIAAJA kita bisa menemui keindahan alam yang menenangkan ini.
Keseruan berlanjut saat Vincent dan Naomi diajak untuk mengambil biji kopi yang menjadi ciri khas Desa Wae Rebo. Biji kopi pun kemudian dijemur hingga kering agar bisa ditumbuk, disangrai, dan kemudian dijual ke berbagai daerah.
Bagi masyarakat Desa Wae Rebo, kopi bukan lagi hanya komoditas ekonomi atau minuman penghangat. Lebih dari pada itu, kopi menjadi 'napas' yang menghidupi masyarakat di sana.
Baca Juga:
Wamenparekraf: Komodo Travel Mart Dorong Pengembangan Pariwisata di NTT
Berlanjut melihat keindahan budaya Desa Wae Rebo lainnya yaitu membuat kain tenun yang merupakan jenis kebudayaan tradisional Indonesia.
Dengan alat tradisional, para pengrajin membuat kain tenun khas Desa Wae Rebo. Menggunakan bahan-bahan natural dari alam, para pengrajin berusaha menghasilkan kain tenun berkualitas dengan corak atau motif yang eksotis.
Desa yang berada di atas ketinggian 1.000 mdpl ini memang memiliki berbagai potensi wisata yang unik. Itu sebabnya Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyempatkan untuk mengunjungi Desa Wae Rebo ini.