Selain itu ada juga Live Cooking Seafood Barbeque with Chef Ragil, dokumentasi
Indigenous Recipes ibu-ibu desa di Kepulauan Sula bersama Pusaka Rasa Nusantara dan Kedutaan Amerika untuk Indonesia, Attractions of 100 Fishing Boats from 80 Sula Villages, three-days local culinary adventures, Sula Arts & Cultural Expo 2022, Explore Turtle Paradise on Sula, water sports, dan sebagainya.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
"Sula Arts & Cultural Expo 2022 ini menampilkan produk UMKM Sula yang memiliki daya tarik dan kualitas prima seperti produk madu, cokelat, kenari, anyaman daun pandan, produk olahan perikanan, kerajinan tangan, dan bisnis kuliner lokal," kata Rizki.
Rizki juga menjelaskan suguhan kuliner leluhur masyarakat Sula dipresentasikan secara dramatis melalui live cooking, barbeque, dan sunset dinner di pesisir Pantai Tanjung Waka. Sehingga menurutnya, hal ini telah sesuai dengan nilai budaya dan tradisi lokal masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula yang mendominasi pelaksanaan FTW 2022.
"Ada sajian Sinole dan Jepa (campuran sagu dan parutan kelapa), Hutamia (jamur merah), Nasi Jagung Rempah, Utanil (Sambal dari pucuk pohon kedondong hutan), seafood dengan olahan serba kenari, serta olahan kuliner berbasis madu yang akan disuguhkan ke tamu undangan," ujar Rizki.
Baca Juga:
MenEkraf: "D-Futuro Futurist Summit 2024" Lahirkan Gagasan dan Inovasi Perkuat Ekraf
Selama acara berlangsung, masyarakat dan seluruh komunitas lokal turut mengkampanyekan “Stop Penggunaan Plastik Kemasan Sekali Pakai” sebagai kampanye sadar lingkungan.
Event ini ditargetkan bisa dikunjungi 10.000 wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. [JP]