WahanaTravel.co | Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/ Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengapresiasi penyelenggaraan Festival Tanjung Waka 2022 (FTW 2022), di Kepulauan Sula, Maluku Utara, yang diharapkan mampu membangkitkan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Festival Tanjung Waka 2022 merupakan festival berbasis konsep edu-ekowisata yang memberikan edukasi tentang konservasi. Event ini juga mengenalkan berbagai budaya yang diwariskan oleh leluhur di Kepulauan Sula. Sehingga wisatawan dapat mempelajari filsafat lokal yang menjadi kekuatan dari Kepulauan Sula.
Baca Juga:
Kemenparekraf Dukung Pelaksanaan Pusbatara Run 2024
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kemenparekraf/Baparekraf, Rizki Handayani Mustafa, yang mewakili Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahudin Uno, saat membuka Festival Tanjung Waka 2022, di Kepulauan Sula, Ternate, Maluku Utara, Sabtu (26/3/2022), menyampaikan event ini memantik berbagai kegiatan pariwisata, termasuk bisa menjadi wadah yang menghimpun banyak potensi ekonomi kreatif di Indonesia.
"FTW 2022 ini sangat luar biasa, ada kuliner yang sungguh lengkap, ada atraksi kesenian, keikutsertaan UMKM setempat, dan komunitas. Kegiatan seperti ini perlu berlanjut terus dan harus melibatkan komunitas. Harus memberi manfaat. Event ini bukan hanya selebrasi para pejabat. Waka adalah salah satu contoh, sangat luar biasa," kata Rizki.
Menurut Rizki, unsur-unsur edukasi dalam FTW 2022 sudah terpenuhi. Seperti penari lokal dengan keterlibatan ibu-ibu, anak-anak, juga para nelayan dengan narasi yang terbentuk tentang keindahan lautnya, hingga masyarakat lokal yang menuturkan kisah leluhur mereka dengan filosofi hidup yang menakjubkan.
Baca Juga:
MenEkraf: "D-Futuro Futurist Summit 2024" Lahirkan Gagasan dan Inovasi Perkuat Ekraf
Sehingga tingkat partisipasi masyarakat setempat dengan konsep green event dan menggunakan strategi mempertahankan keutuhan dan keaslian ekosistem telah sesuai dengan yang disampaikan Menparekraf yaitu event yang adaptif, inovatif dan kolaboratif.
"Pak Menteri selalu mengamanahkan untuk mengedepankan event dan menjadikan event sebagai pemantik ekonomi lokal. Event dengan adaptasi, inovasi, dan kolaborasi," kata Rizki.
Berbagai acara pun digelar di Festival Tanjung Waka 2022, di antaranya Gowes Bena Sepeda 60 km FTW 2022, historical camping, coastal cleanup, coral transplantation, sea turtle conservation, traditional dance colossal performance, hingga traditional children games.
Selain itu ada juga Live Cooking Seafood Barbeque with Chef Ragil, dokumentasi
Indigenous Recipes ibu-ibu desa di Kepulauan Sula bersama Pusaka Rasa Nusantara dan Kedutaan Amerika untuk Indonesia, Attractions of 100 Fishing Boats from 80 Sula Villages, three-days local culinary adventures, Sula Arts & Cultural Expo 2022, Explore Turtle Paradise on Sula, water sports, dan sebagainya.
"Sula Arts & Cultural Expo 2022 ini menampilkan produk UMKM Sula yang memiliki daya tarik dan kualitas prima seperti produk madu, cokelat, kenari, anyaman daun pandan, produk olahan perikanan, kerajinan tangan, dan bisnis kuliner lokal," kata Rizki.
Rizki juga menjelaskan suguhan kuliner leluhur masyarakat Sula dipresentasikan secara dramatis melalui live cooking, barbeque, dan sunset dinner di pesisir Pantai Tanjung Waka. Sehingga menurutnya, hal ini telah sesuai dengan nilai budaya dan tradisi lokal masyarakat Kabupaten Kepulauan Sula yang mendominasi pelaksanaan FTW 2022.
"Ada sajian Sinole dan Jepa (campuran sagu dan parutan kelapa), Hutamia (jamur merah), Nasi Jagung Rempah, Utanil (Sambal dari pucuk pohon kedondong hutan), seafood dengan olahan serba kenari, serta olahan kuliner berbasis madu yang akan disuguhkan ke tamu undangan," ujar Rizki.
Selama acara berlangsung, masyarakat dan seluruh komunitas lokal turut mengkampanyekan “Stop Penggunaan Plastik Kemasan Sekali Pakai” sebagai kampanye sadar lingkungan.
Event ini ditargetkan bisa dikunjungi 10.000 wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara. [JP]