WahanaTravel.co | Pulau Gotland di tengah Laut Baltik, yang menjadi favorit wisatawan, akan menunjukkan suasana berbeda. Invasi Rusia ke Ukraina membuat Swedia menurunkan tentara lebih banyak di pulau itu.
Pulau Gotland memilik hutan belantara belum terjamah dan pantai berpasir. Pulau itu juga memiliki pemukiman zaman Viking dan formasi batuan yang unik sepanjang 170 kilometer. Formasi itu diakui sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO.
Baca Juga:
Walikota Jakarta Pusat Dorong Batik Pakaian Santai
Pesona dan kedamaian Pulau Gotland itu mampu menarik lebih dari dua juta pengunjung setiap tahunnya. Oleh traveler, pulau itu dianggap sebagai surganya liburan.
Namun, nasib Pulau Gotland berbeda setelah Rusia menginvasi Ukraina sejak tiga bulan yang lalu. Negara-negara Eropa mulai mendekatkan diri dengan NATO untuk menyelamatkan negaranya, begitu pula dengan Swedia.
Swedia sedang mempertimbangkan untuk bergabung dengan NATO. Keanggotaan NATO menjanjikan keamanan dan perlindungan kepada semua negara anggota.
Baca Juga:
RI Bidik Pasar Malaysia dan Singapura untuk Wisata Golf di Belitung
Sebelumnya, Pulau Gotland sudah pernah menjadi benteng pertahanan negara dari ekspansi Soviet. Negara Skandinavia pun membangunkan kembali kehadiran pasukan militer ke pulau tersebut.
"Akan ada lebih banyak tentara dan lebih banyak aktivitas di Gotland," kata Kolonel Magnus Frykvall, komandan Batalyon Gotland, seperti dilansir dari Euronews.
Keputusan Swedia bergabung dengan NATO akan menjadi sejarah perkembangan negara itu. Selama 200 tahun, Swedia menghindari aliansi militer.
Rusia pun pernah memberikan peringatan konsekuensi berat jika Swedia bergabung dengan NATO. Tetapi, saat invasi Rusia akan Ukraina masih berlanjut, banyak penduduk lokal Gotland ingin mempertahankan negara mereka dengan segala cara.
Camilla Selander, seorang penjaga toko makanan di Pulau Gotland, memutuskan untuk bergabung dengan Home Guard. Camilla bersama dengan rekan-rekan sukarelawan berlatih melepaskan timah panas dari pistol sembilan milimeter.
Mereka semua berlatih di satu-satunya situs militer aktif di Gotland. Kenangan akan masa lampau pulau yang agresif terlihat jelas.
"Orang-orang agak khawatir, tetapi kami berusaha membuat semua orang tetap tenang," kata Camilla.
Pada awal Perang Dunia Kedua, seribu senapan mesin dibangun di Gotland. Hal itu diucapkan oleh Lars-Ake Permerud seorang pensiunan perwira militer. Bahkan pulau ini memiliki pertahanan senapan mesin dan meriam di seluruh pulau.
Banyak dari artefak itu sekarang dipajang di museum militer dan dikelola oleh pensiunan prajurit. Mereka semua meyakini akan signifikansi strategis Gotland.
"Pulau Gotland ini bagaikan kapal induk," kata mantan kepala Home Guard, Rutger Banholtz. [JP]