Semua hal di atas, selain perang yang muncul seperti invasi Rusia ke Ukraina, tidak hanya mengakibatkan dunia yang semakin rawan pangan, tetapi juga dunia di mana harga komoditas dasar seperti gandum melonjak tinggi.
Seperti krisis air dan perubahan iklim, kekurangan pangan secara tidak proporsional berdampak pada populasi paling rentan di dunia.
Baca Juga:
Momen Hari Bumi, PLN Tegaskan Komitmen Bisnis Berkelanjutan
Tingkat kelaparan pun kian, bahkan kelaparan dan kekurangan gizi tidak dapat diberantas.
Ditambah dengan pandemi global seperti yang dua tahun belakang terjadi secara tidak terduga.
Sebuah laporan PBB yang diterbitkan Mei lalu menunjukkan bahwa 20 juta lebih orang berada dalam tingkat kelaparan "krisis atau lebih buruk" karena ekonomi yang menurun akibat pandemi.
Baca Juga:
Momen Hari Bumi, PLN Tegaskan Komitmen Bisnis Berkelanjutan
Di Afrika saja, 98 juta orang menghadapi kerentanan pangan akut pada tahun 2020, menurut penelitian. Ini berarti kematian, kelaparan, pertumbuhan terhambat pada anak-anak dan kebutuhan berkelanjutan akan bantuan kemanusiaan bernilai miliaran dolar di negara-negara berkembang.
Oxfam menemukan bahwa 11 orang di seluruh dunia meninggal karena kelaparan setiap menit, melampaui angka kematian akibat virus Corona. [tum]