Sementara itu, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas (Kadin) Ketahanan Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura (KPTPH) Provinsi Lampung, Kusnardi mengatakan, intensitas hujan di beberapa daerah pada Januari hingga Maret memang cukup tinggi.
"Pada Januari, lahan sawah yang terendam banjir 230 ha dan mengalami puso 160 ha. Pada Februari ada lahan yang terendam banjir 117 ha dan puso 82 ha. Sementara lahan yang terendam banjir pada Maret sekitar 2.605 ha dan puso 388.8 ha,” imbuhnya.
Baca Juga:
Program AUTP, Kementan: Ringankan Kerugian Gagal Panen
Adapun lahan sawah yang terendam banjir itu, di antaranya berada di Kabupaten Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Timur, Lampung Utara, Mesuji, Pringsewu, Tanggamus, Tulang Bawang, dan Way Kanan.
Kusnardi mengungkapkan, petani yang mengalami gagal panen akan mendapatkan bantuan pergantian bibit melalui cadangan benih nasional dan cadangan benih daerah.
Untuk cadangan benih yang dimiliki saat ini sebanyak 24 ton dan siap disalurkan kepada para kelompok tani (poktan).
Baca Juga:
Ratusan Hektare Sawah di Jawa Timur Mengalami Gagal Panen Akibat Banjir
"Kemudian bagi para petani yang mendaftarkan lahan sawahnya ke dalam asuransi AUTP dan telah membayar premi 20 persen, dapat mengajukan klaim kepada perusahaan asuransi dalam hal ini PT Jasindo. Jadi inilah pentingnya ketika para petani terdaftar dalam asuransi," tutur Kusnardi.
Sebagai upaya mengatasi banjir, ia menyampaikan, pihaknya melalui petugas BPTPH Provinsi Lampung di setiap Kecamatan akan memberikan bimbingan dan pengawalan cara penanggulangan bencana alam dan organisme pengganggu tumbuhan (OPT).
Sementara itu, Kusnardi meminta, para petani untuk menerapkan pola tanam spesifik lokasi dengan melihat waktu dimulainya musim hujan dan pola curah hujan, serta memperhatikan pemilihan komoditas atau varietas, dan waktu tanam.