Selain kesiapan prajurit TNI dengan terus menggelar latihan, Prabowo menyebut hambatan besar dalam pengelolaan pertahanan negara adalah harga alutsista yang sangat mahal. Prabowo mengatakan, Presiden Jokowi sempat dilema harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan atau menjaga pertahanan.
"Alutsista di bidang pertahanan memang cukup mahal, bahkan bisa saya katakan, ya sangat mahal, sangat mahal dan karena itu pimpinan negara selalu dihadapkan dengan dilema harus mengutamakan pembangunan kesejahteraan, tapi menjaga kemampuan pertahanan supaya kedaulatan kita tidak diganggu," kata Prabowo.
Baca Juga:
Polemik Pengangkatan CPNS 2024, Prabowo: Lagi Diurus Semuanya!
Saat itu Prabowo mengatakan, ke depan investasi untuk belanja alutsista akan lebih besar tetapi tidak mempengaruhi usaha pembangunan kesejahteraan. "Tapi kita memang perlu meremajakan alutsitsa kita. Banyak alutsista kita karena keterpaksaan dan karena kita mengutamakan pembangunan kesejahteraan kita belum modernisasi lebih cepat," ungkapnya.
"Tapi sekarang mendesak kita harus modernisasi alutsista kita lebih cepat lagi. Dan kami yakin, saya yakin, bahwa dalam waktu dekat kelengkapan kita bisa modernisasi untuk tiga matra, darat laut dan udara," tambah Prabowo.
Lantas berapa sebenarnya anggaran pertahanan Indonesia? Pada APBN 2022, Kemhan mendapatkan alokasi anggaran paling banyak dibandingkan dengan kementerian lainnya sebesar Rp133,9 triliun. Jumlah ini naik 13,28 persen dari Rp118,2 triliun pada APBN 2021.
Baca Juga:
Marah Banyak Korupsi, Prabowo "Cari Pulau yang Dikelilingi Hiu" Untuk Bangun Penjara Khusus Koruptor
Menkeu Sri Mulyani menjelaskan bahwa anggaran ini akan digunakan untuk mendukung tugas TNI secara maksimal dalam menjaga kedaulatan keutuhan dan pertahanan NKRI. "Saya harap Kemhan dapat terus menjaga keutuhan, kedaulatan, stabilitas, pertahanan serta keamanan NKRI," ujarnya
Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2022, alokasi anggaran Kemhan untuk pembelian 23 jenis alutsista dengan anggaran Rp12,64 triliun, kemudian pemeliharaan dan perawatan alutsista Rp8,14 triliun dan pembangunan sarana-prasarana pertahanan Rp746,62 miliar.
Sedangkan dana untuk peningkatan profesionalisme dan kesejahteraan prajurit dianggarkan sebesar Rp4,86 triliun. Selanjutnya, anggaran pembangunan pertahanan siber Rp38,7 miliar dan pembangunan dan pengembangan industri pertahanan sebesar Rp3,14 triliun.