Kontrak berikutnya yang diteken Prabowo adalah pembelian pembelian dua unit pesawat angkut militer Airbus A400M pada pertengahan November 2021 di sela-sela perhelatan Dubai Air Show. Prabowo menyebut pesawat A400M akan meningkatkan kemampuan taktis Angkatan Udara Indonesia. Bahkan dia berambisi membeli lebih banyak lagi A400M untuk kepentingan non militer seperti pemadam kebakaran.
Puncaknya, pada 10 Februari 2022 lalu saat Kemhan menandatangani kontrak pembelian enam pesawat tempur Rafale dari produsen Dassault asal Prancis. Total 42 Rafale yang akan dibeli Indonesia.
Baca Juga:
Polemik Pengangkatan CPNS 2024, Prabowo: Lagi Diurus Semuanya!
Dalam kesepakatan itu ditandatangani juga MoU di bidang research and development kapal selam antara PT PAL dengan Naval Grup, MoU kerjasama Program Offset dan ToT antara Dassault dan PT DI, MoU kerjasama di bidang telekomunikasi antara PT LEN dan Thales Group, dan kerjasama pembuatan amunisi kaliber besar antara PT Pindad dan Nexter Munition.
Tak hanya pesawat tempur, Indonesia juga membeli dua kapal selam Scorpene. Kapal selam ini adalah jenis kapal selam diesel-listrik yang dikembangkan bersama oleh DCNS Prancis dan perusahaan Spanyol Navantia. Namun, dalam perkembangannya terjadi pecah kongsi antara kedua perusahaan. Kapal selam Scorpene kini hanya dipasarkan oleh DCNS dan dianggap sebagai desain Prancis.
April 2021, Kapal selam KRI Nanggala 402 tenggelam di perairan utara Bali. 53 Awak yang terdiri dari 49 ABK, 1 komandan, dan 3 personel persenjataan gugur. Kapal selam produksi Jerman tahun 1977 itu diduga mengalami black out, mati listrik total saat penyelaman.
Baca Juga:
Marah Banyak Korupsi, Prabowo "Cari Pulau yang Dikelilingi Hiu" Untuk Bangun Penjara Khusus Koruptor
Satu dari empat kapal selam aktif TNI AL itu tenggelam di kedalaman 600-700 meter dari permukaan laut.
Menhan Prabowo yang datang langsung ke posko SAR TNI AL di Denpasar, Bali mengungkapkan, tenggelamnya KRI Nanggala-402 menunjukkan betapa rumitnya pekerjaan mengelola pertahanan negara.
"Kejadian ini juga menggarisbawahi bahwa memang pertahanan negara adalah suatu pekerjaan yang sangat rumit, memerlukan suatu teknologi yang sangat tinggi dan mengandung unsur bahaya," ujar Prabowo, Kamis (22/4/2021).