WahanaNews-Persona | Selain peperangan dan upaya diplomasi, para tokoh Indonesia juga memperjuangkan kemerdekaan bangsa melalui jurnalistik. Pers dianggap menjadi salah satu senjata ampuh untuk sebuah perjuangan ideologis. Para jurnalis turut ikut serta dalam roda penggerak menuju kemerdekaan Indonesia.
Kritik dan opini yang mereka tulis membuka mata dunia dan memajukan pemikiran bangsa. Siapa saja mereka? Berikut tokoh-tokoh sejarah yang menjadi legenda pers Indonesia, sebagaimana dirangkum pada Sabtu (10/9/2022) :
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
1. Ernest Douwes Dekker
Ernest Francois Eugene Douwes Dekker merupakan seorang Indo-Belanda yang turut berjuang dalam melawan kolonialisasi di Indonesia. Melalui jurnalistik, Douwes Dekker mengkritik pemerintah kolonial dengan tulisan-tulisannnya yang tajam. Ketika menjabat sebagai redaktur Batavia-asche Niewsblad, dia mengubah haluan koran menjadi pro-pribumi. Dia secara berani menjadikan koran tersebut sebagai senjata dalam mempromosikan cita-cita bangsa.
Bersama dengan Suwardi Suryaningrat dan Tjipto Mangoenkoesoemo, Douwes Dekker mendirikan Indische Partij yang menjadi partai politik pertama di Indonesia pada 1912. Indische Partij kemudian membangun media De Express yang menjadi wadah bagi segala kritik dan perlawanan nasionalisme dan kolonialisme. Bahkan dalam masa pengasingannya, Douwes Dekker tetap aktif menuangkan gagasan kebangsaannya dalam jurnalistik.
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
2. Tirto Adhi Soerjo
Tirto Adhi Soerjo dikenal sebagai Bapak Pers Indonesia. Pria kelahiran Blora 1880 itu mendirikan Medan Prijaji pada 1907, yang dibangunnya dengan modal sendiri. Surat kabar ini terbit mingguan dan menggunakan bahasa Melayu dalam tulisannya. Medan Prijaji merupakan surat kabar dengan visi nasional yang pertama di Nusantara.
Tirto menjadikan Medan Prijaji sebagai wadah bagi masyarakat untuk mengutarakan suaranya. Para pembaca bebas untuk menulis dan mengadukan kecurangan dalam berbagai permasalahan. Tugas Tirto adalah memberikan pendapat mengenai kecurangan tersebut yang kemudia akan dimuat di dalam korannya. Melansir dari Okezone, Medan Prijaji telah mengurusi 225 kasus antara warga dengan pemerintah. Tulisannya yang tajam menjadi senjata utama bagi Tirto.