Ahli urologi RS Cipto Mangunkusumo, Prof. dr. Ponco Birowo, SpU(K), PhD, mengatakan bahwa tidak ada perbedaan saat seseorang minum dengan berdiri maupun duduk, mengutip laman Kominfo.
Menurutnya, air yang diminum tidak serta-merta langsung menuju ke ginjal. Air yang diminum ketika masuk ke kerongkongan akan ditampung terlebih dahulu di lambung yang membutuhkan waktu hingga berjam-jam lamanya.
Baca Juga:
Rekomendasi Jenis Buah untuk Kesehatan Ginjal
Selain itu, dr. Ponco juga membantah mengenai sfingter yang menjadi tidak aktif saat minum sambil berdiri. Menurutnya, sfingter tetap dapat berfungsi dengan baik saat sedang duduk ataupun berdiri, selama tidak ada gangguan kesehatan pada saluran kemih.
3. Tidak ada bukti ilmiah minum dengan berdiri merusak ginjal
Terdapat banyak versi rumor yang menjelaskan bahwa minum sambil berdiri tidak baik untuk kesehatan. Ada yang mengatakan saat minum sambil berdiri, air akan masuk ke kerongkongan dan lambung dengan tekanan yang tinggi. Ada pula yang mengatakan tekanan pada air dapat merusak lutut dan menyebabkan artritis.
Baca Juga:
Caleg Bondowoso yang Ingin Jual Ginjal untuk Kampanye Cuma Raih 43 Suara
Diterangkan pada laman Healthy Indian Project, tidak ada bukti ilmiah yang menjelaskan bahwa posisi tertentu lebih baik saat minum. Selain itu, tidak ada bukti ilmiah bahwa minum dengan posisi berdiri dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Masih mengutip sumber yang sama, klaim yang mengatakan bahwa air yang diminum sambil berdiri akan menekan lambung dan usus juga tidak rasional. Meskipun begitu, minum dengan terburu-buru atau minum dengan posisi yang tidak tepat dapat menyebabkan seseorang tersedak.
4. Proses perjalanan makanan