Pemerintah memiliki mimpi besar atas komoditas nikel, pun upaya untuk mendorong itu sangat masif.
Namun di sisi lain pemerintah gagal menunjukkan komitmen dan keberpihakan pada kepentingan ekonomi masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan.
Baca Juga:
Kalbar Ajak Masyarakat Tanam Pohon Bernilai Ekonomis
Sementara itu, Indonesia saat ini disebut-sebut memiliki cadangan nikel terbesar di dunia yang tersebar mayoritas di Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara.
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyatakan bahwa sepanjang 2019 lalu Indonesia menjadi produsen bijih nikel terbesar di dunia. Republik ini memproduksi 800.000 ton nikel dari total 2,67 juta ton produksi global.
Namun dari perspektif kepentingan masyarakat lokal dan kelestarian lingkungan, masifnya aktifitas tambang nikel di Sulawesi lebih terlihat sebagai kutukan bagi masyarakat setempat.
Baca Juga:
Ketua Umum Kerah Biru Soroti Kontraktor Nakal di Kawasan PT. IMIP Morowali, Perusahaan Enggan Berkomentar
Kutukan yang merusak ekosistem kehidupan alami di tanah yang telah mereka tinggali secara turun temurun, yang kemudian berimbas pada penghidupan ekonomi masyarakat lokal.
Celakanya, pemerintah bergeming. Yang tampak hanya pembiaran dan keinginan untuk menikmati keuntungan ekonomi sesaat semata.
Tak terdengar ada rencana intervensi besar-besaran untuk memperjuangkan kepentingan masyarakat setempat dan kepentingan kelestarian lingkungan yang akan menjamin masa depan kehidupan generasi mendatang.