- Tembaga
Baca Juga:
Kementerian ESDM Buka Suara, Soal Tudingan AS Ada Kerja Paksa di Industri Nikel RI
Ketergantungan impor China telah menentukan pasar tembaga abad ini dan tahun lalu tidak terkecuali.
Impor tembaga olahan turun 25% menjadi 3,3 juta ton dibandingkan tahun 2020, tetapi tahun sebelumnya telah memecahkan rekor. Penghitungan tahun lalu sebenarnya naik sedikit pada 2019.
Penurunan impor logam rafinasi juga harus dilihat dalam konteks impor "scrap".
Baca Juga:
Balai Kemenperin di Makassar Dukung Pemerataan Ekonomi Wilayah Timur
Ini merosot dari lebih dari tiga juta ton pada 2017 menjadi hanya 944.000 ton pada 2020 karena China memperketat aturan kemurnian. Perubahan kebijakan menit terakhir telah membuka kembali pintu ke bahan daur ulang bermutu tinggi dan impor melonjak 80% menjadi 1,7 juta ton pada tahun 2021.
Sama seperti kekurangan tembaga sekunder, berarti lebih banyak selera untuk logam olahan pada tahun 2020, gelombang impor daur ulang tahun lalu akan mengurangi permintaan itu.
- Nikel