Wilmar telah menjadi pemimpin global dalam pemrosesan dan perdagangan minyak nabati, penghancuran biji minyak, perdagangan gula, penggilingan dan pemurnian, produksi oleokimia, lemak khusus, biodiesel sawit, termasuk penggilingan tepung dan juga penggilingan beras.
Di situsnya, Wilmar bahkan mengklaim menjadi perusahaan agribisnis terbesar di Asia dan Afrika. Saat ini, perusahaan mengoperasikan lebih dari 500 pabrik dan mempekerjakan 100 ribu orang lebih.
Baca Juga:
Luhut: Semua Kantor Perusahaan Minyak Wajib Berdomisili di Indonesia
Operasional Wilmar sendiri banyak dilakukan di Indonesia. Namun, Wilmar berbasis di Singapura. Martua hijrah dari kampung halamannya ke Singapura demi membesarkan perusahaan besutannya itu.
Mundur dari Wilmar, Maju di Gama
Martua dikenal sebagai orang yang low profile. Ia tidak menggembar-gemborkan kesuksesannya. Meski namanya sudah bersandar sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia sejak 2013 silam. Kawan-kawannya sendiri pun terkejut ketika mendengar sepak terjangnya.
Baca Juga:
Perjuangan Martua Sitorus Besarkan Wilmar yang Terjerat Dugaan Korupsi Minyak Goreng
Boleh dibilang, Martua bekerja dalam senyap. Keluarga besarnya memegang peranan penting. Istri Martua, Rosa Taniasuri Ong, saudara laki-lakinya Ganda Sitorus dan saudara perempuannya, yaitu Bertha, Mutiara, dan Thio Ida ikut membantunya mengembangkan Wilmar Corp.
Bahkan ipar Martua, Hendri Saksti, diberi kepercayaan menjadi kepala operasional bisnis Wilmar di Indonesia.
Sementara Wilmar menduduki puncak kejayaannya, Martua malah mundur dari jajaran petingginya sejak 2018 lalu.