Maratabat NET | Presiden Jokowi menegaskan, di tengah kondisi geopolitik internasional dan ekonomi global yang bergejolak saat ini, seharusnya menteri-menteri bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kondisi yang dihadapi negara saat ini, sehingga masyarakat paham dan tidak menimbulkan kehebohan di publik.
Jokowi kembali menunjukkan kekecewaan dan kekesalannya terhadap anggota kabinetnya. Bahkan, Jokowi pun tak segan untuk menyentil beberapa "pembantu"-nya dengan menyebut tidak ada rasa krisis (sense of crisis), bahkan tak pernah memberikan penjelasan apapun ke masyarakat.
Baca Juga:
Bupati Karo Hadiri Perayaan Kenaikan Yesus Kristus GBKP Klasis Sinabung
Hal ini terutama terkait isu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) non subsidi jenis Pertamax (RON 92) pada 1 April 2022 lalu.
Jokowi menyinggung, terkait kenaikan harga Pertamax ini tidak ada menteri yang menjelaskan apapun. Padahal, lanjutnya, menteri terkait harus memberikan penjelasan kepada masyarakat kenapa harga BBM ini perlu dinaikkan. Menurutnya, menteri harus memiliki rasa empati dan sense of crisis.
"Pertamax, Menteri tidak memberikan penjelasan apa-apa mengenai ini. Hati-hati, kenapa Pertamax naik, diceritain dong, ada empati kita, enggak ada? Yang berkaitan dengan energi gak ada (empati). Itu yang namanya memiliki sense of crisis?" tutur Jokowi saat memberikan pengantar pada Sidang Kabinet di Istana Negara, Jakarta, Selasa (05/04/2022).
Baca Juga:
April hingga Juni 2024, Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik
Presiden memang tidak langsung menunjuk atau menyebut nama siapa Menteri yang dimaksud. Namun seperti diketahui, menteri yang berwenang mengatur dan mengurus masalah energi, termasuk BBM di Tanah Air yaitu Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang kini dijabat oleh Arifin Tasrif.
Jokowi menegaskan, dengan situasi global saat ini, sudah menjadi keniscayaan bahwa harga BBM naik.
"Gak mungkin kita tidak menaikkan yang namanya BBM, gak mungkin. Oleh sebab itu, kemarin naik (harga) Pertamax," tegasnya.