Rusia mencak-mencak mengetahui hal ini karena menyangkut kepentingan
"Kapal China ikut campur pengeboran Harbour Energy yang sedang berlangsung di blok Tuna di Laut Natuna lepas pantai Indonesia.
Baca Juga:
Pertemuan Bilateral Vietnam, Prabowo Komitmen Ratifikasi ZEE
Pengeboran ini milik Zarubezhneft yang didukung pemerintah Rusia, dan insiden tersebut menggarisbawahi fakta bahwa kepentingan energi Moskow di Laut China Selatan semakin terancam oleh China," jelas Energyvoice.com.
China harus waspada dengan klaimnya di Natuna Utara karena Indonesia punya trik licik lain untuk membenturkan kepentingan Beijing dengan negara adidaya di sana.
Meski demikan China masih kukuh mengklaim Natuna Utara.
Baca Juga:
Tangis Pengungsi Rohingya Pecah Saat Diusir dari Gedung BMA Aceh
Sebab Beijing sudah kepalang basah mengutarakan Natuna Utara merupakan milik Dinasti Ming yang dikuasainya selama 200 tahun.
"Pada akhir Dinasti Ming dan awal Dinasti Qing, Zhang Jiexu, penduduk asli Chaozhou, Guangdong, tidak puas dengan aturan Dinasti Qing di Tiongkok, sehingga ia memimpin 300 pasukan Ming ke selatan untuk menetap, mendirikan kerajaan tanpa aturan khusus. nama, dan menjadi raja sendiri.
Pendudukan ilegal oleh Belanda hanya membuat kita kehilangan kendali atas Kepulauan Natuna selama 200 tahun, tetapi tidak mengubah kenyataan bahwa China menduduki posisi dominan," jelas 163.com pad Maret 2022 lalu.