Kemudian, sebagai bagian dari upaya memanfaatkan potensi laut lainnya, nelayan di Indonesia perlu dibekali dengan elatihan dan edukasi. Hal tersebut agar potensi laut memiliki nilai jual yang tinggi.
Ketua Badan Kemaritiman Nahdlatul Ulama (BKNU) Jatim, Mahmud Mustain menyampaikan, Jawa Timur memiliki wilayah pesisir, laut dan pulau-pulau kecil dengan keanekaragaman sumber daya hayati dan non-hayati. Sumber daya yang cukup besar ini selayaknya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Baca Juga:
Kementerian ATR/BPN Inginkan Setiap Wilayah Punya Roadmap Penyelesaikan Reforma Agraria
“Namun, ironisnya dari total 70 persen lebih dari 40 juta penduduk di Jawa Timur yang sebagian besar tinggal di kawasan pesisir dan mayoritas Nahdliyin, masih tergolong masyarakat miskin dan bahkan termasuk masyarakat dengan golongan miskin ekstrem,” terangnya.
Guru Besar Teknik Kelautan ITS Surabaya tersebut menyatakan, banyak tantangan yang harus dihadapi dalam pemberdayaan dan pembangunan masyarakat pesisir.
Seperti konflik pemanfaatan dan kepentingan, degradasi sumber daya alam, rendahnya kualitas SDM, kerentanan terhadap bencana alam, kerusakan lingkungan, dan lemahnya penegakan hukum.
Baca Juga:
Ketua KPU Jawa Timur Sampaikan Roadmap Pemilu 2024 kepada Anggota Wantimpres
BKNU Jatim mengusulkan lima strategi. Pertama, fokus kepada pengembangan SDM pesisir dalam rangka menyiapkan ekosistem inovasi dan pembangunan kemaritiman dengan target generasi milenial. Kedua, gerakan literasi maritim bagi generasi muda di Jawa Timur perlu menjadi prioritas.
Ketiga, meningkatkan inovasi-inovasi berbasis budaya dalam memperkuat ekonomi kreatif sebagai ujung tombak transformasi ekonomi nasional di masa mendatang. Keempat, kerja sama dengan media.
Kelima mendorong konsepsi pentahelix, khususnya mendorong adanya affirmative policy yang memihak kepada usaha-usaha berbasis masyarakat. [jat]