Ia menyebut, untuk memberikan layanan berupa penyediaan sarana bantu pemanduan dan penundaan, Pelindo memanfaatkan 123 unit kapal tunda dan 155 unit kapal pandu.
Selain kapal tunda dan kapal pandu, PJM juga mengelola 11 unit kapal kepil, 20 unit kapal keruk, dan 23 unit kapal tipe lainnya yang tersebar di seluruh wilayah kerja Pelindo Group.
Baca Juga:
Realitas Kumpul Kebo, Antara Pilihan Hidup dan Konsekuensi Jangka Panjang
Tidak hanya itu, jumlah alat bongkar muat yang dikelola PJM mencapai 1.805 unit, yang terdiri dari 94 unit QCC, 28 unit Harbour Mobile Crane (HMC), 24 unit Gantry Luffing Crane (GLC), 206 unit RTG dan 1.453 unit alat bongkar muat lainnya.
Semua peralatan tersebut dikelola oleh empat anak usaha SPJM, yaitu PT Jasa Peralatan Pelabuhan Indonesia (492 Unit), PT Equiport Inti Indonesia (510 Unit), PT Berkah Industri Mesin Angkat (599 Unit), dan PT Prima Multi Peralatan (204 Unit).
Dengan kebutuhan derek yang begitu tinggi, Pelindo Jasa Maritim melihat peluang untuk memproduksi derek sendiri, bekerjasama dengan perusahaan lokal.
Baca Juga:
Hashim Wakili Prabowo Resmikan Kuil Murugan di Kalideres
Ia menambahkan, pihaknya telah mendapatkan izin dari perusahaan induk untuk pengajuan proposal pembuatan empat unit E-RTG di TPK Banjarmasin dan dua unit RTG Battery di TPK Nilam, Surabaya.
“Port stay dan cargo stay diharapkan bisa lebih pendek dari sebelumnya,” katanya.(jef)