Solusinya KCR yang murah dan sederhana.
"Kalibrasi ulang yang diusulkan membayangkan pengurangan jumlah platform berkemampuan tinggi yang lebih besar, fregat dan korvet sambil meningkatkan proporsi kapal serang cepat bersenjata rudal, yang relatif lebih murah dan lebih sederhana untuk dibangun dalam jumlah yang lebih besar," jelasnya.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Indonesia memang tengah memperbanyak pembuatan KCR saat ini dimana bisa dibangun sepenuhnya di dalam negeri.
"Pendekatan ini memanfaatkan kekuatan khusus dari basis industri domestik Indonesia, yang sejauh ini telah memproduksi kapal serang cepat seri KCR40/60 untuk TNI-AL serta membuat langkah penting dalam mengembangkan sistem tempur.
Faktanya, KCR40-60-series telah menjadi salah satu area utama yang mengalami pertumbuhan pesat selama Renstra I, dengan hingga 18 unit semuanya ditugaskan atau dalam berbagai tahap konstruksi dan uji coba sejak 2011," ungkapnya.
Baca Juga:
Percepat Target Transisi Energi, PLN Siap Kembangkan Sejumlah Skenario Agresif
Tak pelak saat ini KCR jadi ujung tombak serangan maritim Indonesia.
"Keadaan akhir kalibrasi ulang ini mungkin berupa armada fregat dan korvet yang lebih kecil, yang berfungsi sebagai pemimpin armada dan simpul komando dan kontrol utama untuk satuan tugas serangan tempur pada saat perang," jelasnya.
Kapal Cepat Rudal memang jadi solusi praktis maritim Indonesia saat ini karena keterbatasan anggaran pertahanan dan tak sejalannya beberapa pihak akan political will untuk mendukung modernisasi alutsista NKRI. [jat]