"Pelunasan atas beberapa pinjaman program dan proyek yang jatuh tempo juga turut mendukung penurunan ULN Pemerintah pada periode laporan," ujar Erwin dikutip dari keterangan tertulis, Selasa, (15/11/2022).
Sementara itu, penarikan ULN pada kuartal III - 2022 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas Pemerintah, termasuk upaya penanganan Covid-19 dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Baca Juga:
AS Panik, Inggris dan Prancis Diperingatkan agar Tak Akui Negara Palestina
"Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel," kata Erwin.
Adapun untuk ULN Swasta, tercatat sebesar US$ 204,1 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan posisi kuartal sebelumnya sebesar US$ 207,7 miliar.
Secara tahunan, ULN swasta terkontraksi 2,6 persen, lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi pada kuartal sebelumnya yang sebesar 0,1 persen.
Baca Juga:
Warga Waswas dan Ketakutan, Drone Quadcopter Jadi Senjata Psikologis Baru Israel di Gaza
"Disebabkan oleh kontraksi ULN lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) masing-masing sebesar 4,5 persen (yoy) dan 2,1 persen (yoy) antara lain disebabkan oleh pembayaran neto surat utang," ujar Erwin. [rgo]