Indonesia menerima tongkat estafet presidensi ASEAN dari Kamboja sekitar tiga pekan lalu. Saat penyerahan presidensi di Phnom Penh, Presiden RI, Joko Widodo, mengatakan ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil, damai, dan menjadi jangkar stabilitas dunia.
Untuk keketuaan 2023, Indonesia mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth. Presiden Jokowi berharap ASEAN menjadi kawasan yang bermartabat serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan demokrasi.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Dia juga menyinggung ASEAN jangan menjadi proksi pihak manapun.
Menggemakan seruan Jokowi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, dalam kesempatan yang sama mengatakan, Indonesia memproyeksikan ASEAN jadi kelompok Asia yang lebih adaptif, responsif dan kompetitif terhadap agenda global.
Prioritas Indonesia di ASEAN kurang lebih akan sejalan dengan tema G20; fokus pada ketahanan pangan hingga energi, kolaborasi keuangan dan mengatasi masalah rantai global serta mitigasi perubahan iklim.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Akademisi Hubungan Internasional sekaligus Mantan Menteri Luar Negeri Australia, Gareth Evans, yang berpartisipasi dalam acara diskusi di Sekretariat ASEAN mengatakan negara kekuatan menengah seperti Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, hingga Vietnam punya potensi besar dalam mengatasi tantangan multilateral.
"Jadi (kekuatan menangah tinggal memilih) apakah akan termakan oleh dinamika saat ini, sikap, dominasi para raksasa, atau menurut Anda apakah kita perlu menyadari bahwa risiko kita menggunakan kendaraan institusional yang kita miliki tersedia secara lebih efektif?" kata Evans.(jef)