Fisuelri.id | Saat ini perekonomian global tengah dilanda “perfect storm” krisis multidimensional, namun demikian perekonomian di kawasan Asia Tenggara diproyeksikan masih akan tetap stabil dan tangguh menghadapi berbagai tantangan global.
Hal ini selaras dengan proyeksi International Monetary Fund (IMF) yang menyatakan pertumbuhan ekonomi kawasan Asia Tenggara akan mencapai 4,3% di tahun depan.
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Tidak terkecuali Indonesia, “Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan kinerja yang mengesankan, di mana pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Kuartal III-2022 telah melampaui pertumbuhan di periode sebelum masa pandemi di tahun 2019, dengan capaian pertumbuhan ekonomi sebesar 5,72%. Kami memperkirakan pertumbuhan akan mencapai hingga 5,3%” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto yang mewakili Presiden RI dalam sambutan kunci di the 10th ASEAN-EU Business Forum di Brussels, Selasa (13/12).
Indonesia telah menyelesaikan Presidensi G20 yang diapresiasi sangat baik oleh seluruh dunia, dengan solusi konkrit untuk berbagai isu dan tantangan global yang tertuang dalam G20 Bali Leaders’ Declaration.
Dimana dalam salah satu lampiran dokumen tersebut terdapat sejumlah proyek konkrit negara anggota G20 serta Organisasi Internasional yang berfokus pada sektor arsitektur kesehatan global, transisi energi, transformasi ekonomi berbasis digital serta terkait penanganan isu krisis pangan.
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
Setelah sukses dengan Presidensi G20, tahun depan Indonesia kembali dipercaya untuk memegang Keketuaan ASEAN.
Indonesia akan mengusung tema “ASEAN Matters: Epicentrum of Growth” dengan tiga (3) agenda utama prioritas antara lain recovery-rebuilding, digital transformation, dan sustainability.
Tahun ini, hubungan bilateral ASEAN dan Uni Eropa telah memasuki tahun yang ke-45.