Matius 17:20 “Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar bii sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini : Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah dan takkan ada yang mustahil bagimu”
Melalui ayat ini Tuhan berfirman, jika kita punya iman sebiji sesawi saja, kita dapat memindahkan gunung. Ini merupakan perumpamaan yang sangat berarti bagi orang percaya.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Ingat berkat tidak bisa kita tambah, mungkin orang lain dan kita start di garis start yang sama, kita berjalan bersama menuju titik finish akan tetapi jalan kita sedikit berbelok tapi jalan orang itu lurus dan orang tersebut masuk finish duluan, kita tidak boleh iri melihat berkat orang karena berkat orang adalah berkat orang, berkat kita adalah berkat kita. Kita punya jalan tersendiri untuk mencapai garis finish, dan juga cara tersendiri.
Lalu bagaimana jika orang itu bisa sampai garis finish sedangkah oran tersebut tidak percaya kepada Tuhan Yesus dan kita yang percaya kepada Tuhan Yesus malah tidak sampai garis finish duluan ? Coba ingat pernahkah anda mendengar kaliamat ‘Pilih jalan sempit atau jalan yang lebar?’ , mari kita lihat ayatnya di Matius 7:13-14
Matius 7:13-14 “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Mungkin setelah mebaca ayat ini, saudara akan teringat dengan ‘jalan lebar dan jalan sempit’ ketika saudara di sekolah minggu. Nah mungkin orang lain bisa mencapai finish lebih cepat dari kita dan dengan tuhan yang lain, tetapi dia menuju kebinasaan diujung hidupnya.
Tetapi kita sebagai anak Yesus , kita harus mau memikul salibNya untuk mencapai kehidupan. Seperti ketika kita pergi ke Puncak, atau pergi kesuatu tempat melewati jalan di gunung, tidak ada jalanan ke puncak yang hanya lurus terjal ke atas, yang ada mobil malah jatuh dan orang-orang di dalamnya mati atau mobil nya mogok tidak bisa menanjak.
Oleh karena itu jalan di gunung pasti berelok-elok, kadang menanjak kadang menurun, ketika kita ada di posisi menurun ke bawah, kita melihat orang yang tidak percaya Yesus sedang naik keatas di lawan arah kita, mungkin mereka berkata ‘ngapain ikut Yesus, tuh hidup kamu susah kan turun, lihat saya , saya lagi menanjak, Yesus itu tidak nyata, putar balik saja ikut tuhanku’ pasti ada orang berkata demikian.