BerkatNews.id | Amsal 10:22 “Berkat Tuhanlah yang menjadikan kaya, susah payah tidak akan menambahinya.”
Shallom saudara seiman, dalam sharing kali ini saya akan menjelaskan apa itu arti berkat, banyak orang berpikir bahwa berkat itu adalah suatu hal yang kita dapat berupa materi.
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Apakah benar itu? No, tidak benar. Banyak orang berpikir bahwa berkat itu adalah jabatan, apakah itu benar? No, tidak juga.
Berkat itu adalah sesuatu yang setiap orang dapat dengan cara yang berbeda-beda, demikian juga jalan menuju berkat yang berbeda-beda.
Lalu mengapa banyak orang berpikir bahwa ketika kita telah berusaha lebih dari sebelumnya—seperti dari kerja normal sampai jam 5 sore, menjadi bekerja sampai larut malam, hasil berkat nya sama, atau terkadang malah terasa kurang dari yang sebelumnya.
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
Menurut ayat pertama kita kali ini, Tuhan berkata hanya berkat Tuhanlah yang menjadikan kita kaya atau bisa dibilang yang menjadikan kita tercukupi atau berlimpah.
Susah payah tidak akan menambahinya,mengapa demikian? Karena jika Tuhan telah menetapkan takaran berkat kepada kita, mau kita seusaha apapun itu berkat kita akan sama saja, karena menurut Tuhan kita belum siap mendapat berkat yang lebih. Kita hanya harus menunggu kehendakNya disaat waktu yang tepat untuk mendapatkan berkat yang lebih.
Disini bukannya Tuhan tidak mau memberikan ktia berkat lebih atau tidak, melainkan Dia menunggu kita untuk siap menerima perkara dan juga berkat yang lebih besar.
Tuhan ingin kita tetap setia pada perkara kecil, lalu setelah Tuhan menetapkan kita sudah siap untuk mendapati berkat yang besar, maka Tuhan pasti akan menambahinya. Jadi jangan kita mengeluh akan apa yang kita miliki atau berkat yang kita dapati.
Mungkin kita tidak bisa memaksa Tuhan untuk menambahi berkat kita pada suatu waktu, tetapi kita bisa menambahi rasa syukur kita kepada Tuhan atas berkat yang sedang kita miliki.
Banyak orang bersyukur hanya pada saat mendapat berkat yang lebih besar. Disitu pulalah banyak orang salah bersyukur , seperti yang pernah saya bilang di sharing sebelum nya di “Yesus jalan Kebenaran”, yaitu Tuhan ingin kita percaya sebelum melihat.
Banyak sekali orang menjadikan berkat terutama uang yang mereka dapat adalah bukti dari Yesus memberkati kita, itu sangat salah. Kita harus selalu bersyukur akan apa yang kita punya, Janganlah kita berhenti menaruh kepercayaan kita kepada Yesus hanya karena kita perlu bukti dari padaNya, itu sangat salah, mari kita lihat ayat Ibrani 13:5
Ibrani 13:5 “Janganlah kamu menjadi hamba uang dan cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: “Aku sekali-kali tidka akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.”
Melalui ayat ini, Yesus telah berkata bahwa kita tidak bole menjadi hamba uang, menjadikan uang sebagai berkat kita, jika uang kita kurang kita tidak percaya padaNya dan tidak mau bersyukur.
Tuhan Yesus saja tidak sekali-kalinya membiarkan kita jatuh ketika kita sedang jatuh, masa kita sebagai makhluk ciptaanNya meninggalkan Dia ketika kita sedang susah dan terlebih lagi menyalahkan Dia akan kesusahan atau perkara yang kita hadapi? Jangan sampai itu terjadi, karena Dia tidak akan pernah meninggalkan kita sekalipun kita pernah meninggalkan dan menyalahkanNya.
1 hal yang kita harus lakukan yaitu bersyukur. Bersyukurlah atas berkat apa yang kita milik, mungkin bagi saudara berkat yang saudara dapat biasa-biasa saja atau mungkin sangat kurang bagi saudara (padahal yang sebenarnya bukan kurang bagi kehidupan saudara melainkan saudara yang tidak merasa puas atau merasa tercukupi), tetapi bagi orang di luar sana banyak sekali yang berharap mendapati berkat saudara.
Mungkin juga saudara merasa jenuh atas berkat yang saudara dapat, tetapi disitulah Tuhan ingin kita tetap mengandalkan Dia untuk setiap harapan-harapan kita, seperti pada ayat:
Yeremia 17:7 “Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada Tuhan!” , kita harus selalu mengandalkan Tuhan dan terus berharap pada Tuhan akan apa yang kita ingini.
Kita harus berdoa, bersyukur dan ingat harus lakukan itu semua dengan iman dan perbuatan kita di kehidupan kita sehari-hari ,seperti pada ayat Ibrani 11:1.
Ibrani 11:1 “Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat.”
Disini lah Tuhan berkata Iman adalah dasar dari apapun yang kita harapkan, atau berkat yang kita harapkan, dan dengan iman kita juga akan menentukan apakah kita percaya akan berkat yang belum kita lihat apa tidak.
Jika kita rajin bekerja, berdoa, pergi ke greja tetapi kita tidak mempunyai iman. percaya atau tidak percaya, ketika kita berada di titik jenuh akan berkat yang kita dapat dan kita tidak mempunyai pegangan iman dalam diri kita, kita pasti tidak akan percaya pada Tuhan yang akan memberikan kita berkat disaat yang tepat.
Karena pada moment itu juga atau pada saat itu juga kita hanya percaya akan apa yang kita sudah lihat, karena kita tidak mempunyai iman dan kita pasti akan menyalahkan Tuhan seperti ‘saya sudah rajin ke greja , memberikan persembahan, dll mengapa berkat saya hanya segini-segini saja??’ , tetapi jika kita tidak tulus dan tidak menanamkan iman pada diri kita, kita hanya akan ingin suatu bukti nyata yang bisa di lihat.
Oleh karena itu janganlah menjadi demikian, kita harus menanamkan iman kita ke dalam diri kita dan percaya akan apa yang kita belum lihat. Karena Tuhan kita adalah Tuhan yang tidak pernah berhutang. Bukankah Tuhan pernah berkata jika kita punya iman sebiji sesawi , maka tidak ada yang mustahil bagi kita? Mari kita lihat ayatnya di matius 17:20.
Matius 17:20 “Ia berkata kepada mereka: ‘Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu : Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar bii sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini : Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah dan takkan ada yang mustahil bagimu”
Melalui ayat ini Tuhan berfirman, jika kita punya iman sebiji sesawi saja, kita dapat memindahkan gunung. Ini merupakan perumpamaan yang sangat berarti bagi orang percaya.
Ingat berkat tidak bisa kita tambah, mungkin orang lain dan kita start di garis start yang sama, kita berjalan bersama menuju titik finish akan tetapi jalan kita sedikit berbelok tapi jalan orang itu lurus dan orang tersebut masuk finish duluan, kita tidak boleh iri melihat berkat orang karena berkat orang adalah berkat orang, berkat kita adalah berkat kita. Kita punya jalan tersendiri untuk mencapai garis finish, dan juga cara tersendiri.
Lalu bagaimana jika orang itu bisa sampai garis finish sedangkah oran tersebut tidak percaya kepada Tuhan Yesus dan kita yang percaya kepada Tuhan Yesus malah tidak sampai garis finish duluan ? Coba ingat pernahkah anda mendengar kaliamat ‘Pilih jalan sempit atau jalan yang lebar?’ , mari kita lihat ayatnya di Matius 7:13-14
Matius 7:13-14 “Masuklah melalui pintu yang sesak itu, karena lebarlah pintu dan luaslah jalan yang menuju kepada kebinasaan, dan banyak orang yang masuk melaluinya; karena sesaklah pintu dan sempitlah jalan yang menuju kepada kehidupan, dan sedikit orang yang mendapatinya.”
Mungkin setelah mebaca ayat ini, saudara akan teringat dengan ‘jalan lebar dan jalan sempit’ ketika saudara di sekolah minggu. Nah mungkin orang lain bisa mencapai finish lebih cepat dari kita dan dengan tuhan yang lain, tetapi dia menuju kebinasaan diujung hidupnya.
Tetapi kita sebagai anak Yesus , kita harus mau memikul salibNya untuk mencapai kehidupan. Seperti ketika kita pergi ke Puncak, atau pergi kesuatu tempat melewati jalan di gunung, tidak ada jalanan ke puncak yang hanya lurus terjal ke atas, yang ada mobil malah jatuh dan orang-orang di dalamnya mati atau mobil nya mogok tidak bisa menanjak.
Oleh karena itu jalan di gunung pasti berelok-elok, kadang menanjak kadang menurun, ketika kita ada di posisi menurun ke bawah, kita melihat orang yang tidak percaya Yesus sedang naik keatas di lawan arah kita, mungkin mereka berkata ‘ngapain ikut Yesus, tuh hidup kamu susah kan turun, lihat saya , saya lagi menanjak, Yesus itu tidak nyata, putar balik saja ikut tuhanku’ pasti ada orang berkata demikian.
Memang mereka sedang berjalan ke atas, tetapi di ujung-ujung nya apakah mereka berada di atas kita? No, mereka akan berada di bawah kita pada akhirnya. Mungkin kita sedang berjalan menurun atau berelok-elok, tetapi kita tahu bahwa pada akhirnya diri kita akan berada di puncak dia tas orang-orang yang tidak percaya kepada Tuhan Yesus.
Ingat jangan mengeluh ketika kita sedang berjalan menurun, jangan mau terkecoh denga tipu muslihat iblis, hanya karena kita sedang berjalan menurun bukan berarti kita akan menjadi di bawah dari orang lain yang percaya. Kita harus berpikir kedepan, kita harus berpikir maju dari orang-orang bodoh tersebut.
Oleh karena itu pintu lebar di maksudkan kita percaya pada tuhan lain, maka berkat atau garis finish akan lebih cepat dengan mudah, iya betul dengan mudah tapi di akhir kita akan binasa, atau bagi yang meminta berkat kepada setan atau iblis, anak cucu kita yang akan kena imbasnya (akan saya bahas di sharing berikutnya).
Masuk lah pintu yang sempit, walau sempit susah dan banyak tawaran-tawaran menarik dari pintu lebar, jangan lah iman kita terkecoh, ingat kita harus berpikir panjang berpikir kedepan, karena di akhir kita lah yang empunya kehidupan dari Yesus Kristus, Allah yang hidup.
Sebagai kesimpulan, Hal yang harus kita lakukan adalah menanamkan iman dalam diri kita untuk melihat sesuatu yang kita belum lihat, lalu bersyukur atas berkat yang kita miliki, terus berusaha semaksimal mungkin seperti kita melakukan sesuatu kepada Tuhan, dan percayakan sepenuhnya kepada Tuhan karena hanya Dia lah yang tahu waktu yang tepat untuk kita menerima berkat yang lebih.
Tetap setia pada perkara kecil, tetap maju terus dalam Tuhan, selalu berdiri teguh dengan iman kita, karena tidak ada yang mustahil bagi Dia yang memelihara kita, Tuhan Yesus memberkati!(jef)
Oleh: William Surijanto