AnugerahNews.id | Sebentar lagi kita akan menuju pergantian tahun 2023. Perayaan tahun baru di Indonesia identik dengan ucapan tahun baru, makan besar, riuhan terompet, hingga kembang api.
Pergantian tahun tersebut didasarkan dari sistem penanggalan kalender Masehi. Sementara, ajaran Islam mengenal sistem penanggalan kalender Hijriah yang dibuat pada masa sahabat Rasulullah SAW.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Bolehkah Muslim Merayakan Tahun Baru Masehi?
Pada dasarnya, ajaran Islam mengajarkan umatnya untuk menjauhi syi'ar dan ibadah orang kafir. Bila ditelisik melalui sejarahnya, perayaan tahun baru bermula dari Kaisar Julius Caesar yang membuat kalender matahari.
Sebab itu, berdasarkan penelusuran detikHikmah, sejumlah kitab muslim seperti Al Mi'yar al Ma'riby, Ar Raudhah, Faydhul Qodir, Hasyiyah al Jamal ala al Minhaaj, dan Ihyaa 'Ulumuuddin sepakat bahwa hukumnya haram karena dianggap tasyabbuh atau menyerupai orang kafir.
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
Dalil umum yang melarang seorang muslim untuk menyerupai orang kafir dijelaskan dalam surah Al Baqarah ayat 120,
وَلَنْ تَرْضٰى عَنْكَ الْيَهُوْدُ وَلَا النَّصٰرٰى حَتّٰى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ اِنَّ هُدَى اللّٰهِ هُوَ الْهُدٰى ۗ وَلَىِٕنِ اتَّبَعْتَ اَهْوَاۤءَهُمْ بَعْدَ الَّذِيْ جَاۤءَكَ مِنَ الْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ اللّٰهِ مِنْ وَّلِيٍّ وَّلَا نَصِيْرٍ
Artinya: Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah rela kepadamu (Nabi Muhammad) sehingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya)." Sungguh, jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah ilmu (kebenaran) sampai kepadamu, tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari (azab) Allah.