“Iblis menjawab, ‘Karena Engkau telah menghukumku tersesat, maka saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan-Mu yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari depan dan belakang mereka, dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur” (QS. Al-A’râf: 16-17).
Kemakiatan dalam waktu luang
Baca Juga:
4 Dampak Buruk Jika Hidup dalam Kemunafikan
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewanti-wanti kita untuk berhati-hati dengan waktu luang. Manusia sangat mungkin tertipu dengan waktu luang yang dia miliki. Oleh karena itu, hendaklah kita waspada terhadap hal ini.
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Dua kenikmatan yang kebanyakan manusia tertipu pada keduanya adalah kesehatan dan waktu luang” (HR. Bukhari no. 5933).
Baca Juga:
Para Menteri Presiden Jokowi Sibuk Kampanye, Kinerja Pemerintah Makin Menurun
Apabila kita tidak memikirkan hal ini, maka dikhawatirkan kita akan terus menerus berada di tepi jurang kemaksiatan yang akan merugikan diri kita sendiri. Maka sudah sepantasnya kita merenungi segala amal, tutur kata, tingkah laku, dan segala perbuatan kita. Apakah semua itu berhubungan dengan kebaikan dunia dan akhirat kita? Atau bahkan sebaliknya? Allah Ta’ala berfirman,
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik” (QS. Al-Hasyr: 18-
Memanfaatkan waktu terhindar dari kemunafikan